PERAN GURU KELAS
MEMBANGUN PERILAKU SOSIAL SISWA KELAS
V SEKOLAH DASAR NEGERI
UJUNG TEBU 1
Anisa Rahayu Hidayah
Abstrak
Guru dalam proses belajar mengajar mempunyai fungsi ganda, sebagai
pengajar dan pendidik, maka guru secara otomatis mempunyai tanggung jawab yang
besar dalam mencapai kemajuan pendidikan, misalnya dalam perilaku sosial siswa.
Peneltian ini bertujuan untuk mengetahui peranan guru kelas dalam membangun
perilaku sosial siswa kelas v sekolah dasar. Metodelogi dalam penelitian
ini
adalah bersifat deskriptif kualitatif dengan
fokus penelitian Peran guru kelas dalam membangun perilaku sosial siswa kelas v
sekolah dasar negeri
ujung tebu 1, meliputi cara guru
mendidik
dan membangun suasana kondusif,
serta untuk mengetahui faktor-faktor penghambat guru dalam membangun perilaku sosial siswa kelas V. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dan di dukung dengan data sekunder
yang
ada. Data yang
terkumpul dianalisa menggunakan
metode
deskriptif kualitatif. Dalam
penelitian ini
penulis menentukan
informan menggunakan
teknik purposive
sampling yaitu menentukan informan sesuai
dengan kriteria
yang
berkaitan dengan peran guru kelas dalam
membangun perilaku sosial siswa
kelas v Sekolah Dasar Negeri
Ujung Tebu 1.
Hasil dari penelitian dapat
diketahui bahwa
peran guru dalam
membangun perilaku sosial siswa kelas v sekolah dasar negeri ujung tebu 1 telah dilaksanakan dengan
baik
serta memberikan manfaat bagi para
siswa
khususnya kelas
v.
Adapun penghambat dalam peran guru adalah keterbatasan tenaga pengajar, kurangnya kerja sama orang tua dan guru
dan kurangnya
Sarana dan prasarana.
Kata Kunci : Peran
Guru Kelas, Perilaku Sosial Siswa.
PENDAHULUAN
Pembangunan nasional merupakan rangkaian upaya
pembangunan
yang
meliputi seluruh kehidupan masyarakat, bangsa, dan
Negara untuk
melaksanakan
tugas mewujudkan tujuan nasional yang termasuk dalam pembukaan undang- undang
dasar 1945,
Dalam hal ini
maka
pemerintah mengeluarkan
undang-undang
nomor 20 tahun 2003 tentang
sistem pendidikan nasional, dimana jabatan
guru
sebagai pendidik merupakan jabatan yang professional. Untuk itu
professional guru dituntut untuk terus berkembang sesuai dengan perkembangan jaman, ilmu pengatahuan
dan
teknologi, serta kebutuhan masyarakat termasuk
kebutuhan
terhadap sumber daya
manusia yang berkualitas dan memiliki kapabilitas
untuk mampu
bersaing baik di forum regional,
nasional maupun internasional.
Peran guru kelas juga diharapkan dapat memberi sikap yang
baik dilingkungan sekolah maupun
dimasyarakat, karena
siswa di Sekolah Dasar Negeri
Ujung Tebu 1 memiliki watak yang berbeda ada yang malas ada
juga yang rajin ada juga siswa yang mempunyai sifat yang susah diatur. Jika dilihat sekarang
ada
beberapa siswa yang
suka ribut pada saat guru sedang
menjelaskan pelajaran
didepan
kelas, membolos sekolah,
meroko
diluar sekolah,
malas mengerjakan tugas rumah seperti PR dan tugas dari orang tuanya, ada juga
siswa yang kurang patuh terhadap aturan disekolah, kurang displin dan tidak
menghormati bapak dan ibu
guru maupun orang tua.
Sekolah Dasar Negeri Ujung Tebu 1
merupakan salah satu jenjang pendidikan
yang sangat strategis untuk memberikan wawasan tentang barbagai pengatahuan dan teknologi, membentuk kepribadian dan perilaku setiap individu, menanamkan nilai-nilai, dan juga merupakan jenjang dasar untuk mencapai jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Pendidikan sekolah dasar itu
menuntut pengelolahan yang professional dari
semua pihak
yang terkait, menyadari pentingnya peran guru untuk
meningkatkan
mutu
dari
siswa/siswi sekolah dasar
agar dapat
mempunyai
sikap dan nilai-nilai yang baik
yang didapat dari masyarakat sebagai kontrol sosial.
Pendidikan
nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan
membentuk watak yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskankehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya
potensi
peserta
didik
agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warganegara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Dari uraian di
atas penulis tertarik untuk
memilih judul “peran guru kelas membangun perilaku sosial siswa kelas
V Sekolah Dasar Negeri Ujung Tebu 1.”
KERANGKA DASAR TEORI
Pengertian
Guru
Guru merupakan jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian khusus
Uzer Usman (Moh. 1992 :1). Pekerjaan ini tidak
bisa dilakukan oleh seseorang tanpa memiliki keahlian sebagai guru. Untuk menjadi seorang
guru, diperlukan syarat-syarat khusus, apa lagi seorang guru yang
profesional
yang harus menguasai seluk beluk
pendidikan dan mengajar dengan berbagai
ilmu
pengetahuan lainnya yang perlu dikembangkan
melalui masa pendidikan
tertentu.
Guru kelas merupakan
jabatan guru selain mengajar dimana tugas tersebut untuk
membantu kepala sekolah
untuk mencapai tujuan
sekolah
tersebut.
Tugas pokok dan fungsi guru:
UU No 14 tahun 2005
tentang guru dan dosen dalam
melaksanakan
tugas keprofesionalan, guru
berkewajiban, merencanakan kewajiban pembelajaran,
melaksanakan
proses pembelajaran yang bermutu,
serta menilai dan
mengevaluasi
hasil pembelajaran serta meningkatkan dan menggembangkan kualifikasi akedemik dan kompetensi secara berlanjutan sejalan dengan ilmu pengatahuan,
teknologi dan
seni.
- Tugas professional: tugas profesional ialah tugas yang berhubungan dengan profesinya.
- Tugas manusiawi: tugas manusiawi adalah tugas sebagai manusia.
- Tugas kemasyarakatan: tugas kemasyarakatan ialah guru sebagai anggota masyarakat.
Menurut Muhtar (1992), guru juga berperan sebagai :
- Fasilitator perkembangan siswa
- Agen pembaharuan
- Pengelola kegiatan proses belajar mengajar
- Pengganti orang tua di sekolah
Adapun fungsi guru kelas
- Pengelola kelas
- Mengenal dan memahami situasi kelasnya.
- Menyelenggarakan Administrasikan kelas meliputi
- Memberikan motivasi kepada siswa agar belajar sungguh-sungguh baik di sekolah maupun di luar sekolah
- Memantapkan siswa di kelasnya, dalam melaksanakan tatakrama, sopan santun, tata tertib baik di sekola maupun di luar sekolah
Syarat-syarat yang telah diuraikan diatas adalah syarat-syarat yang
umum,
yang sangat berhubungan
dengan jabatan
guru di dalam masyarakat. Di
samping syarat-syarat tersebut,
tentu masih banyak lagi syarat-syarat lain yang harus dimiliki oleh guru jika mengkehendaki agar tugas
pekerjaan guru mendatangkan
hasil yang baik.
Pengertian Perilaku
Sosial
Perilaku sosial adalah suasana saling
ketergantungan yang
merupakan keharusan untuk menjamin keberadaan manusia Rusli Ibrahim (2001). Menurut Krech, Crutchfield dan Ballachey (1982)
dalam Rusli Ibrahim
(2001), perilaku sosial seseorang
itu
tampak dalam pola respons antar orang yang
dinyatakan
dengan hubungan timbal balik antar pribadi.
Sesungguhnya yang menjadi dasar dari uraian di atas adalah bahwa pada
hakikatnya manusia adalah makhluk
sosial W.A.
Gerungan,
(1978:28). Sejak dilahirkan manusia membutuhkan pergaulan dengan orang
lain untuk memuhi kebutuhan biologisnya. Pada perkembangan menuju kedewasaan, interaksi sosial
diantara manusia dapat merealisasikan kehidupannya secara individual.W.A. Gerungan,(1978:77).
Dengan kata lain setiap situasi yang
menyebabkan terjadinya
interaksi sosial
dapatlah
dikatakan sebagai
situasi sosial.
Contoh situasi sosial misalnya dilingkungan pasar,
pada saat rapat,
atau dalam lingkungan pembelajaran pendidikan jasmani.
Faktor-Faktor Pembentuk Perilaku
Sosial
Baron dan Byrne berpendapat bahwa ada empat kategori utama yang
dapat
membentuk perilaku sosial seseorang,
yaitu
:
- Perilaku dan karakteristik orang lain
- Proses kognitif
- Faktor lingkungan
- Latar Budaya sebagai tampat perilaku dan pemikiran sosial
Bentuk dan Jenis Perilaku Sosial
Bentuk dan perilaku sosial seseorang dapat pula
ditunjukkan oleh sikap sosialnya.
Sikap menurut Akyas Azhari (2004:161) adalah “suatu cara
bereaksiterhadap suatu perangsang
tertentu. Sedangkan sikap sosial dinyatakan oleh cara-cara kegiatan yang sama dan berulang-ulang terhadap obyek sosial yang
menyebabkan
terjadinya cara-cara tingkah laku yang
dinyatakan berulang- ulang terhadap salah satu obyek sosial W.A. Gerungan,
(1978:151-152).
Berbagai bentuk dan jenis perilaku sosial seseorang
pada
dasarnya merupakan karakter atau
ciri
kepribadian yang dapat teramati ketika
seseorang
berinteraksi dengan orang lain.
Seperti dalam
kehidupan berkelompok,
kecenderungan perilaku sosial
seseorang yang
menjadi anggota kelompok akanakan terlihat jelas diantara anggota kelompok yang lainnya.
Kecenderungan
Perilaku Sosial
1. Sifat pemberani dan pengecut secara social
Orang yang
memiliki sifat pemberani secara sosial, biasanya
dia
suka mempertahankan dan membela haknya, atau tidak segan melakukan sesuatu perbuatan yang sesuai norma
di masyarakat
dalam
mengedepankan kepentingan diri sendiri sekuat tenaga. Sedangkan sifat pengecut
menunjukkan
perilaku atau
keadaan sebaliknya,
2. Sifat berkuasa dan sifat patuh
Orang yang memiliki sifat sok
berkuasa dalam perilaku
sosial biasanya ditunjukkan oleh perilaku
seperti bertindak tegas,
berorientasi
kepada
kekuatan. Sedangkan sifat yang patuh atau penyerah menunjukkan perilaku sosial yang sebaliknya.
3. Sifat inisiatif secara sosial dan
pasif
Orang yang memiliki sifat inisiatif
biasanya suka mengorganisasi kelompok, tidak sauka mempersoalkan latar belakang,
suka memberi masukan atau
saran-saran dalam berbagai pertemuan,Sedangkan sifat orang yang pasif secara sosial ditunjukkan oleh peilaku yang bertentangan dengan sifat orang yang
aktif.
4. Sifat mandiri dan
tergantung
Orang yang memiliki sifat mandiri biasanya membuat segala sesuatunya dilakukan oleh dirinya sendiri. Sedangkan sifat orang yang ketergantungan cenderung menunjukkan
perilaku sosial sebaliknya dari sifat orang mandiri.
Kecenderungan
perilaku dalam hubungan
sosial
1. Dapat diterima atau ditolak
oleh orang lain
2. Suka bergaul dan tidak
suka bergaul
3. Sifat ramah
dan
tidak ramah
4. Simpatik
atau tidak
simpatik
DEFINISI KONSEPSIONAL
Definisi
konsepsional
merupakan
tahapan
dalam memberi
batasan
dalam suatu istilah atau konsep yang
diperlukan dalam penelitian ini. Pembatasan pengertian
tersebut akan mempermudah penulis
dalam
pemahaman
dan juga untuk
membatasi ruang lingkup penulisan.
- Peran adalah suatu kedudukan atau posisi yang didapat dari masyarakat dan dari lembaga dimana individu itu berada.
- Guru adalahseseorang yang mempunyai peran sebagai pengajar dan memiliki keahlian khusus dan pengatahuan dibidang ilmu pendidikan.
- Perilaku sosial adalah sikap, tindakan, karekter dan sifat untuk saling membutuhkan, saling mendukung dalam kebersamaan.
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif yaitu mengambarkan
data yang diperoleh
secara apa adanya sesuai dengan
permasalahan
yang diteliti.
Lokasi penelitian
Penelitian ini dilakukan
untuk memperoleh gambaran yang bersifat deskriptif dan
mendalam
mengenai peran
guru
kelas dalam
membangun perilaku
sosial siswa kelas
5 Sekolah Dasar Negeri
Ujung Tebu 1. Didalam usaha memperoleh data penulisan ini maka penulis menetapkan lokasi penelitian Di Sekolah Dasar Negeri
Ujung Tebu 1.
Jenis Dan Sumber Data
Menurut Suharsini Arikunto (1997 : 114), bahwa yang dimaksud dengan sumber
data adalah
subjek dari mana data dapat diperoleh.
1)
Data primer
2)
Data Skunder
Informan
menurut Lexy J. Meleong
( 2000:
90) adalah orang yang
dimanfaat untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi
latar penelitian.
Dalam penelitian
ini,
penulis
menggunakan
teknik purposive
Sampling dalam menentukan informan.
Metode ini
berdasarkan
pada
pertimbangan-
pertimbangan bahwa informan
yang
telah ditetapkan memiliki
kompetensi, pengatahuan
yang
cukup dan
kredibelitas
untuk
menjawab pertanyaan
dalam pedoman wawancara. Dalam penelitian ini penulis menetapkan Kepala Sekolah
Sekolah Dasar Negeri Ujung Tebu 1 Sebagai Key Informan sementara Informan lainya Beberapa Guru yang Ditentukan oleh kepala sekolah serta beberapa siswa/siswi yang ditentukan
oleh
peneliti.
Teknik pengumpulan data
Dalam teknik pengumpulan data penulisan ini, setelah menyesuai situasi dan
kondisi dilapangan.
Maka penulis mengguna beberapa cara :
- Library Research (studi perpustakaan)
- Melakukan studi keperpustakaan untuk mempelajari dan mengumpul informasi berdasar literature yang berkaitan dengan penulisan ini.
- Field Work Research (penelitian kelapangan)
a.
Observasi
b.
Wawancara
Analisis data
Dalam penelitian kualitatif, analisis data dilakukan sejak awal dan selama proses penelitian ini berlangsung. Dalam penelitian
penulis mengunakan analisis
data. Miles dan A. Michael
Huberman
(1992:20) mengatakan bahwa analisis kualitatif terdiri dari 4
komponen yaitu:
1. Pengumpulan data
2. Penyederhanaan
(reduksi)
3. Penyajian data
4. Penarikan kesimpulan
PEMBAHASAN
Menurut Krech,Crutcfield dan ballachey (1982) dalam rusli ibrahim (2001)
perilaku sosial seseorang itu tampak dalam pola respon antar orang
yang dinyatakan dalam hubungan timbal balik antar pribadi. Perilaku sosial itu identik
dengan reaksi seseorang terhadap
orang lain.
Menurut Kozier
Barbara Peran
adalah
serangkaian perilaku yang diharapkan pada seseorang
sesuai dengan kedudukannya dalam
suatu
sistem, peran dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari dalam maupun dari luar dan
bersifat stabil.
Kemudian menurut Horton dan Hunt (1993) peran (role)
adalah perilaku yang diharapkan dari seseorang yang memiliki status. Maka perilaku peran adalah perilaku yang sesungguhnya dari orang yang melakukan
peran tersebut.
Didalam pedoman
buku pegangan guru dijelaskan
bahwa guru dituntut sebagai orang yang profesional dan memiliki intelektual Sebagaimana diketahui, guru
adalah
tokoh Figur bagi
siswa-siswinya. Jadi
segala
tingkah laku dan
gerak- geriknya selalu diikuti oleh
murid-muridnya.
Sulaiman (1985 : 77). Mengemukakan bahwa guru
berfungsi
sebagai pengemban ketertiban yang
patut di tiru tetapi tidak bersikap otoriter. Risman and Payne mengemukakan strategi umum merancang disiplin sekolah, diantaranya adalah:
1. Konsep
diri (self concept) menekankan bahwa
konsep
–
konsep
diri masing – masing indifidu merupakan
factor
penting.
2. Keterampilan berkomunikasi.
3. Konsekuensi – konsekuensi logis dan
alami.
4. Klarifikasi nilai.
5. Analisis transaksional (Transactional analysis).
6. Tetapi Realitas (Reality Terapi).
7. Disiplin
yang terintegrasi.
8. Modifikasi perilaku.
9. Tantangan
bagi disiplin.
Berdasarkan teori dan konsep diatas maka hal ini lah yang dilaksanakan oleh
guru
Sekolah Dasar Negeri Ujung Tebu 1 dengan menjalankan beberapa
peran
mereka sebagai seorang guru profesional. Peran seorang
guru
memerlukan
keterlibatan yang lebih besar serta ada
dukungan dari
berbagai pihak
untuk
menjamin keberlanjutan yang diingin dan dicita-citakan bersama sesuai dengan
tujuan pendidikan itu sendiri. Berdasarkan teori dan konsep diatas maka hal ini
pulalah yang telah dilakasanakan oleh guru kelas V Sekolah Dasar Negeri Ujung Tebu 1 dengan beberapa peran
yang mereka lakukan
meliputi :
Cara Guru Mendidik
1. Menasehati
Salah satu kewajiban seorang
guru
adalah memberi nasehat kepada sisiwa/siswinya. Nasehat merupakan salah satu didikan dalam membangun
perilaku siswa agar tidak
mempunyai sikap pembangkang, dan dapat menjadi manusia
yang mempunyai
sifat
yang
baik, tujuannya
adalah
agar siswa
tersebut dapat memperbaiki pola perilaku yang salah baik di sekolah maupun
dalam kehidupan diluar sekolah sehingga siswa tersebut menjadi
manusia yang sukses dan memiliki
martabat berdasarkan hasil penelitian yang di temukan
dilapangan cara yang guru lakukan
dalam menasehati siswa/siswi kelas v guru – guru tersebut melakukan pendekatan kepada siswa baik di kelas
maupun di luar kelas jika
ada
siswa tersebut susah untuk di nasehat maka guru
tersebut memanggil siswa tersebut ke ruang
guru
dan jika hal tersebut masih susah
untuk di
beri nasehat maka guru akan memanggil
orang tua
siswa
tersebut Berdasarkan wawancara diatas dapat disimpulakan
bahwa peran
guru kelas sangat penting dalam memberi nasehat serta mempunyai manfaat yang
dirasakan oleh siswa/siswi kelas v dengan adanya nasehat yang
diberikan oleh
guru
kelas siswa/siswi kelas v
dapat mengubah perilaku yang buruk
menjadi lebih
baik
2. Membangun motivasi
Didalam UU SISDIKNAS
No
20 Tahun 2003 pendidkan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencedaskan bangsa, serta bertujuan untuk mengabangkan potensi peserta didi. Pendidikan
karekter diaharpkan dapat
diterapkan oleh semua
satuan pendidikan secara terintegrasi dalam
pembelajaran dikelas dan di sekolah oleh karena itu Guru memiliki peranan
yang sangat kompleks dalam usahanya mengatarkan siswa – siswinya kearah
yang dicita – citakan.
Berdasarkan hasil wawancara yang
dilakukan peneliti
dapat
disimpulkan bahwa
guru kelas
dituntut
untuk selalu
membangun
motivasi siswa/siswi agar
siswa/siswi tersebut mempunyai motivasi dalam
belajar perlu
juga ada kerja sama antara guru kelas
dan orang
tua
siswa, yang diperlukan dari seorang guru
adalah
bagaimana kemampuan
seorang guru
dapat mendekatkan diri kepada anak didik untuk lebih menigkatkan disiplin dalam belajar,
baik belajar di
rumah maupun di sekolah sehingga proses
belajar mengajar dapat berjalan lancar.
3. Membangun sikap mandiri
Pada
hakekatnya pendidikan merupakan suatu
proses yang sangat
penting untuk
meningkatkan kecerdasaan, keterampilan
mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian dan
mempertebal semangat kebersamaan agar
dapat membangun diri sendiri dan bersama-sama membangun bangsa, untuk
melahirkan siswa yang mandiri , guru dapat pula memainkan perannya untuk
mengkondisikan pendidikan mandiri, Seperti yang
penulis temukan dilapangan cara guru
dalam membangun sikap
Mandiri dimana siswa/siswi diberi tugas untuk membersihkan ruang kelas (piket), membersihkan halaman sekolah,
mengerjakan tugas dari guru maupun orang
tua,
jika
ada siswa yang tidak melakukan
tugasnya
maka siswa tersebut
diberikan teguran dan jika
siswa/siswi tersebut tidak
mendengarkan teguran tersebut maka siswa tersebut diberikan sanksi, sanksinya berupa menyapu diruang guru dan ruang
kelas,
membersihkan kamar mandi,
4. Membangun sikap
displin
Kedisplin merupakan suatu kondisi yang
tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan
nilai ketaan,kepatuhan, kesetiaan, keteraturan
atau
ketertiban, karena sudah menyatuh, maka sikap atau perbuatan yang
dilakukan bukan
lagi atau sama sekali tidak dirasakan sebagai beban,bahkan
sebaliknya akan
membebani dirinya sendiri apabila ia tidak berbuat sebagaiman lazimnya.
Seperti yang penulis temukan dilapangan kalau gurunya
rapi berseragam anak didiknya
pun
akan demikian pula, kalau
gurunya selalu
tepat waktu
tiba
di sekolah
maka anak
didiknya
pun
akan
tepat waktu pula tiba disekolah sehingga ini dapat meningkatkan
ketertiban dan
kedisiplinan siswa karena siswa/siswi tersebut sadar
bahwa setiap pelanggaran terhadap tata tertib sekolah pasti mendapat sanksi. Siswa yang selalu terlambat tiba disekolah, membolos, meroko, mencuri tidak melaksanakan piket didalam
kelas, pakaian yang
kurang rapi kalau terus dibiarkan itu menjadi kebiasaan
bagi
siswa tidak disiplin,
siswa tersebut
dipanggil gurunya dan
diberikan nasehat-nasehat kalau
tidak menuruti maka guru akan memberi sanksi kepada
siswa tersebut,
sanksinya berupa membersihkan
ruang guru, kamar mandi yang ada diruang guru.
Berdasarkan hal –
hal diatas maka dapat diketahui bahwa tanpa adanya
peranan guru membangun perilaku sosial siswa kelas V di Sekolah Dasar Negeri Ujung Tebu 1 tidak akan berjalan dan tidak dapat
dicapai sesuai dengan
cita-cita yang dinginkan.
Sejalan dengan itu maka, Abu Ahmadi (1982) mendefinisikan peran sebagai suatu komplek pengharapan manusia terhadap caranya individu harus bersikap
dan berbuat dalam situasi tertentu berdasarkan status dan
fungsi sosialnya.
Membangun Suasana Kondusif
1. Membangun rasa nyaman saat mengajar
Salah satu faktor penting yang dapat memaksimalkan kesempatan
pembelajaran bagi anak adalah penciptaan lingkungan pembelajaran yang nyaman, lingkungan dalam hal ini adalah segalah sesuatu yang
berhubungan dengan tempat dan
proses pembelajaran dilaksanakan, Berdasarkan hasil
wawancara yang
penulis lakukan dapat disimpulkan bahwa membangun
suasana nyaman saat
mengajar memberikan manfaat yang baik bagi siswa/siswi kelas V hal ini terlihat dari perilaku siswa pada saat guru sedang mengajar
dikelas ada antusiasme dari siswa/siswi dalam mengikuti pelajaran tersebut hal inilah
yang
dirasakan oleh siswa/siswi
bahwa
manfaat
dari membngun suasana belajar yang nyaman sengat membantu mereka pada saat mengikuti pelajaran dikelas.
2. Membangun semangat belajar
Belajar adalah hal yang menyenangkan, tetapi bisa juga menjadi hal yang
membosankan. ini dikarenakan semangat belajar kita terkadang redup dan terkadang terang. Jadi semangat belajar ini harus terus dipupuk agar menjadi
jiwa yang rajin dan terus mempunyai animo untuk berhasil. Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti dapat disimpulkan peran guru dan orang
tua sangat dibutuhkan dalam meningkat semangat belajar siswa/siswi ini terlihat dari hasil yang
dilihat diharapakan guru dan orangtua untuk selalu bekerja
sama agar mampu untuk
meningkatkan semangat belajar siswa/siswi tersebut
sehingga siswa/siswi tersebut memberikan hasil yang lebih baik dari yang
sebelumnya. Menurut
Moch. Uzer Usman
(1995) mengemukakan bahwa
suatu kondisi belajar yang optimal dapat tercapai jika guru mampu mengatur murid dan sarana pembelajaran serta mengendalikannya dalam suasana yang
menyenangkan.
3. Membangun kreasi siswa
Dari hasil wawancara yang
penulis lakukan
diatas dapat disimpulkan bahwa
peran guru dalam membangun kreasi siswa ini sangat penting sekali dan sangat bermanfaat untuk
siswa/siswi tersebut dapat mengembangkan bakat
dan menjadikan mereka lebih
kreatif dalam
berfikir dan
dapat juga menambah pengatahuan tentang
hal-hal yang baru,
untuk mengembang
kreasi siswa ini perlu
ada
kegiatan perlombaan yang dilakukan oleh sekolah sehingga hasil karya yang sudah jadi dapat dilihat oleh guru-guru maupun
siswa/siswi lain
ini yang
menjadi kan
siswa/siswi tersebut merasa bangga
Hambatan yang
dialami oleh guru kelas
Ada pun yang menjadi penghambat guru kelas dalam membangun perilaku
sosial siswa kelas V sekolah dasar Negeri Ujung
Tebu 1 yaitu, kurang tenaga pengajar, siswa yang mempuyai watak yang susah diatur kurang kerja sama antara orang tua dan guru, dimana hanya guru saja yang
berperan, sarana prasana yang kurang mendukung
dalam mengembangkan bakat, hal ini dapat terlihat dari kondisi yang ada disekolah tersebut masih banyak kekurangan yang
dihadapi dimana masih ada beberapa siswa yang mempunyai perilaku yang
menyimpang seperti masih ada yang mencuri, membolos sekolah, membuat rebut pada saat guru memberikan
pelajaran,
Dapat dikatakan
secara umum yang menjadi
penghambat
peran guru
dalam
membangun perilaku kelas siswa tersebut kurang adanya peran dari orang tua
dalam memberkan nasehat kepada anaknya pada saat anak tersebut tidaka lagi dalam pengawasan
guru.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Pada bab penutup ini penulis akan memberikan kesimpulan akhir
disertai dengan
saran-saran sebagai sumbangan
pemikiran yang
di
harapkan
dapat
berguna bagi pengembangan penulisan yang akan
datang.
Setelah data tersebut dianalisa secara deskriptif kualitatif
maka dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
1.
Peran guru kelas membangun perilaku sosial siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Ujung Tebu 1 sebagai berikut :
a)
Peran
guru mendidik, meliputi:
1.
Memberi
nasehat dalam memberi
nasehat respon
siswa terhadap nasehat guru sangat baik walaupun ada beberapa siswa yang tidak mengikuti nasehat yang guru berikan
2.
Membangun motivasi dalam memberikan motivasi sudah terlaksana dengan
baik dan respon siswa juga sangat baik.
3.
Membangun sikap mandiri dalam membangun sikap mandiri sudah dibangun pada siswa juga mempunyai respon yang baik walau hanya
tidak
semua siswa yang mempunyai sikap mandiri.
b)
Peran
guru dalam membangun
suasana kondusif meliputi:
1.
Memberikan rasa nyaman saat mengajar sudah terlaksana dengan baik.
2.
Membangun semangat belajar siswa sudah dibangun oleh guru dan
terlaksana dengan
baik
3.
Membangun
kreasi siswa telah dilaksana kan
dengan baik.
c)
Hambatan
hambatan
yang dialami oleh
guru
yaitu
1.
Adanya siswa yang memang mempunyai watak yang sulit diatur
serta
2.
Kurang kerja sama antara guru dan
orang tua murid tersebut.
3.
Kurangnya tenaga pengajar serta pengembangan sarana dan
prasarana sekolah.
Saran
Sesuai dengan kesimpulan yang di peroleh dari hasil penelitian
sebagaimana diutarakan diatas, maka penulis
berupaya
memberikan masukan ataupun saran
sebagai berikut:
a.
Perlu
ketegasan
berupa sanksi dari guru dalam memberikan nasehat kepada siswa/siswi
tersebut
agar dapat merubah
perilakunya menjadi lebih
baik
sehingga nasehat guru dapat diterima oleh siswa/siswi
b.
Delam
membangun motivasi perlu pendekatan
kepada siswa/siswi
agar merka termotivasi dalam
hal belajar dengan memberikan hadiah, berupa
beasiswa kepada siswa/siswi yang berprestasi.
c.
Dalam membangun rasa saat mengajar guru
diharapkan dapat mendekatkan
diri pada siswa/siswi serta
memperhatikan
siswa/siswi yang mempunyai
karekter pemalu, dan siswa
yang pendiam agar proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru dapat terlaksana dengan baik serta dapat dipahami oleh sisw/siswi.
d.
Dalam membangun kreasi siswa perlu dari pihak sekolah mengadakan perlombaan yang bertujuan untuk meningkat kemampuan siswa/siswi tersebut agar dapat berkembang
seperti mengadakan perlombaan, dalam hal, melukis, menari,
bernyanyi,
serta yang memiliki bakat dalam olah raga.
e.
Perlu ada peran dari dinas pendidikan dalam mengatasi kurangnya tenaga pengajar disekolah Sekolah Dasar Negeri
Ujung Tebu 1.
DAFTAR PUSTAKA
Akyas Azhari, Psikologi Umum dan Perkembangan, Jakarta pusat
Arikunto, Suhasini. 1997. Prosedur penelitian (edisi revisi) suatu pendekatan
praktek.
Jakarta :
Renika Cipta
A.W. Gerungan, 1978. Psikologi sosial. PT. Erisco. Bandung
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta.
Balai Pustaka
Djamarah, S.B. 2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta.
Rineka Cipta
Miles Mathew.B, dan A.
Michael Huberman, Analisis data kualitatif.
Meleong, Lexy J. 2000, Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Supardi 1999. Mengangkat Citra dan Martabat Guru. Yogyakarta: Adicita Karya
Nusa.
Sugihatono, dkk. 2006. Psikologi Pendidikan.
Yoyakarta : FIP UNY
Surya, H.M, (2002),
Aspirasi Peningkatan Kemampuan Profesionalisine dan
Kesejahteraan
Guru,
Pendidikan Kebudayaan No.021
Tahun ke-5
Balitbang Dikbud, Jakarta
Suryabrata,
Sumadi. 2008.
Psikologi
Pendidikan.
Jakarta; PT
Raja
Grafindo
Persada
Tidak ada komentar:
Posting Komentar