Selasa, 15 Desember 2015

CONTOH RPP SEKOLAH DASAR UNTUK GURU SEKOLAH DASAR



RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Nama Sekolah             : SDN Cipocok Jaya 1
Mata Pelajaran            : Pendidikan Agama Islam
Kelas/Semester            : III/1
Tema                           : Nabiku Idolaku
Sub Tema                    : Meneladani Sikap Nabi
Alokasi Waktu            : 1 x pertemuan (100 menit)

A.    Kompetensi Inti
1)      Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
2)      Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru.
3)      Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah.
4)      Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

B.     Kompetensi dan Indikator Pencapaian Kompetensi
No
Kompetensi
Indikator Pencapaian Kompetensi
1
Memiliki perilaku yang mencerminkan beriman dan berakhlak mulia sebagai implementasi dari pembahasan
Berperilaku  yang mencerminkan beriman dan berakhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari
2
Mengetahui kisah keteladanan Nabi ayyub
Menyebutkan sikap keteladanan pada diri Nabi ayyub

3
Menceritakan kisah keteladanan Nabi Ayyub
Menyebutkan ujian-ujian yang diberikan Allah kepada Nabi Ayyub
4
Mengetahui kisah keteladanan Nabi Musa
Menyebutkan sikap Nabi Musa yang suka menolong dan berani
5
Menceritakan kisah keteladanan Nabi Musa
Menunjukan sikap tolong-menolong dan berani dengan benar
6
Mengetahui kisah keteladanan Nabi Muhammad
Menyebutkan  sikap jujur Nabi Muhammad dengan benar

menceritakan kisah keteladanan Nabi Muhammad
menceritakan sikap jujur Nabi Muhammad dengan benar

C.     Tujuan Pembelajaran
Melalui Tanya jawab, latihan, dan diskusi peserta didik dapat :
·         Berperilaku sesuai yang tercerminkan pada Nabi Ayyub, Musa, dan Muhammad dalam kehidupan sehari-hari
·         Menyebutkan sikap yang dapat diteladani dari pemahaman pembelajaran dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari
·         Menyebutkan sikap yang dapat diteladani dalam pembelajaran
·         Menunjukan sikap yang dapat diteladani dalam pembelajaran

D.    Materi Pembelajaran
Kisah Nabi Ayyub a.s.
Nabi Ayyub a.s. adalah keturunan Nabi Ishaq a.s. bin Ibrahim a.s. Beliau adalah seorang nabi yang `kaya raya. Binatang ternaknya banyak. Sawah ladangnya luas. Akan tetapi, beliau tidak pernah sombong.Nabi Ayyub a.s. terkenal sabar dan dermawan. Suka menolong fakir miskin, yatim-piatu, dan orang-orang yang membutuhkan.Nabi Ayyub a.s. pernah mendapat ujian dari Allah. Hartanya yang banyak hari demi hari berkurang sehingga ia jatuh miskin. Walaupun miskin, ia tidak mengemis, imannya tidak goyah karena ia ingat bahwa ketika lahir ke dunia tidak mempunyai apa-apa. Harta datang dari Allah dan kembalinya pun kepada Allah.Karena imannya kuat, setan tak mampu menggodanya. Kaya atau miskin merupakan ujian bagi manusia.  
Nabi Ayyub a.s., baik ketika kaya raya atau ketika miskin senantiasa taat kepada Allah, selalu bersyukur. Bahkan ketika ia jatuh miskin, harta yang ada selalu ia sedekahkan. Ia yakin, bahwa orang miskin yang bersedekah lebih mulia di sisi Allah Swt. Sebaliknya, orang kaya yang kikir adalah yang paling hina di sisi Allah Swt.
Kemudian, Nabi Ayyub a.s. diuji dengan penyakit kulit, bisul, panas, dan gatal sehingga orang-orang menjauhinya. Bahkan, mereka membuang Nabi Ayyub a.s. ke padang pasir yang jauh dari keramaian penduduk karena takut tertular penyakit. Setelah itu, putra-putrinya meninggal dunia. Sekali pun musibah silih berganti, tetapi tidak membuat dirinya lupa beribadah dan memuji Allah Swt.
Kisah Nabi Musa
Nabi Musa dilahirkan di Negeri Mesir pada masa pemerintahan Raja Firaun (raja Ramses II). Ibunya bernama Yukabad dan ayahnya bernama Imran bin Yashar. Raja Firaun seorang Raja yang kejam. Ketika Musa lahir, ibunya takut sekali, ia khawatir Musa akan dibunuh, karena Fir’aun mengeluarkan peraturan setiap bayi laki-laki yang lahir harus dibunuh. Tetapi Allah SWT memberikan ilham agar bayi itu ditaruh di dalam peti kemudian dihanyutkan ke sungai Nil. Akhirnya, peti yang berisi bayi itu ditemukan oleh Asyiah istri Fira’un. Asyiah sangat senang sekali mendapat seorang anak tapi Raja Fir’aun awalnya menolak tapi karena bujukan Asyiah, ia menerima dan mengangkat Musa menjadi anaknya. Dalam istana Musa tumbuh menjadi anak yang pintar dan cerdas, karena semasa bayi dia hidup dibesarkan dan disusukan oleh ibunya atas pertolongan Allah SWT. Pada suatu hari Musa sedang berjalan-jalan di sebuah lorong pada tengah hari saat keadaan kota sedang sepi dan penduduknya sedang beristirahat. Ia melihat dua orang yang berkelahi seorang dari golongan Bani Isra'il bernama Samiri dan seorang lagi dari kaum Fir'aun bernama Fa'tun. Musa yang mendengar teriakan Samiri yang mengharapkan pertolongannya terhadap musuhnya yang lebih kuat dan lebih besar itu, segera melontarkan pukulan kepada Fa’tun yang seketika itu jatuh tersungkur dan tewas. Musa terkejut melihat Fa’tun, ia mati karena pukulannya yang sebenarnya tidak disengaja. Ia merasa berdosa dan beristighfar kepada Allah memohon ampun atas perbuatannya yang tidak sengaja. Karena takut dihukum oleh Fir’aun, Musa pun akhirnya melarikan diri ke Madyan. Di tengah perjalanannya Musa bertemu dengan dua orang gadis yang sedang menggembala dan akan memberi minum kambing-kambingnya. Tetapi karena sumurnya tertimpa batu besar, sehingga mereka tidak dapat memberi minum kambing-kambingnya. Melihat hal itu Musa pun merasa kasihan dan berniat menolong kedua gadis itu. Dengan izin Allah batu pun dapat diangkat oleh Musa dan kedua gadis itu pun sangat bergembira. Sebagai ungkapan rasa terima kasih Nabi Musa diajak kerumahnya dan Musa pun mengiakannya. Sesampai di sana Nabi Musa langsung diterima oleh ayah kedua gadis itu, dia adalah Nabi Syu’aib As. Dengan suka cita Musa pun tinggal di rumah Nabi Syu’aib dan berguru kepadanya. Setelah lama tinggal bersama, Nabi Syu’aib ingin menikahkan salah seorang putrinya yang bernama Syafura dengan Musa. Hal itu pun disanggupi Musa, tetapi dengan mahar menggembala kambing selama 8 tahun. Musa Kembali ke Mesir Sepuluh tahun Musa meninggalkan Mesir, rasa rindu terhadap kampung halaman menghinggapinya, ia pun mengajak istrinya kembali ke Mesir. Di tengah perjalanan di “Thur Sina” mereka beristirahat dan bermalam. Ketika melihat cahaya terang seperti cahaya api. Musa berniat mengambil api tersebut supaya ada lampu penerang. Tatkala Musa sampai ke tempat api itu terdengar oleh dia suara seruan kepadanya datang dari sebatang pohon kayu di pinggir lembah yang sebelah kanannya pada tempat yang diberkahi Allah, "Wahai Musa ! Aku ini adalah Tuhanmu, maka tanggalkanlah kedua terompahmu. Sesungguhnya kamu berada di lembah yang suci Thuwa. Dan Aku telah memilih kamu, maka dengarkanlah apa yang akan diwahyukan kepadamu. Sesungguhnya Aku ini adalah Allah tiada Tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah solat untuk mengingat akan Aku." Itulah wahyu yang pertama yang diterima langsung oleh Nabi Musa sebagai tanda kenabiannya, di mana ia telah dinyatakan oleh Allah sebagai rasul dan nabi-Nya yang dipilih. Nabi Musa dalam kesempatan itu berbicara langsung dengan Allah dan diberi bekal mukjizat sebagai persiapan untuk menghadap kaum Fir'aun yang sombong dan zalim itu. Kemudian Allah SWT memerintahkan Nabi Musa AS untuk segera berdakwah, akan tetapi Nabi Musa AS belum berani, sampai akhirnya Allah SWT memerintakan saudaranya Nabi Musa AS yaitu Nabi Harun untuk menemaninya berda’wah di Mesir. Sampailah mereka berdua ke kerajaan Fir’aun. “Siapa kamu berdua? Tanya Fir’aun”. Musa menjawab : “kami Musa dan Harun Rasul Allah SWT. kami diutus kepadamu agar kau membebaskan bangsa Israel dari penindasan dan perbudakan untuk diserahkan kepada kami agar mereka menyembah kepada Allah SWT”. Kemudian Raja Fir’aun tertawa sinis dan mengina Nabi Musa AS. “tidak tahu diri kau Musa dulu kamu saya asuh kini malah berbalik melawan dan menentangku”. “Siapakah Tuhan yang kau sebut-sebut itu? Tanya Fir’aun”. “Dia adalah Tuhanmu, Tuhan nenek moyangmu dan Tuhan seluruh alam semesta, Jawab Nabi Musa AS”. Raja Fir’aun sangat marah dan menolak dakwahnya. “hai Musa, jika engkau mengakui Tuhan selain aku maka pasti engkau akan kumasukkan ke penjara”. Nabi Musa menjawab : “Akan aku buktikan tanda-tanda kebesaran dakwahku”. Fir’aun menetang dan berkata “datangkanlah tanda-tanda yang dapat membuktikan kebenaran kata-katamu jika memang kau benar tidak berdusta”. Raja Fir’aun kemudian mengerahkan para ahli sihir untuk melawan Nabi Musa AS. Kemudian pada hari yang ditentukan mereka berkumpul yaitu Nabi Musa AS dan para penyihirnya Raja Fir’aun. Diawali dari para penyihir Raja Fir’aun yang melemparkan tali-tali kecil yang menjadi ular, kemudian dengan tenang Nabi Musa AS melemparkan tongkatnya dan menjadi ular yang sangat besar dan memakan ular-ular kecil itu. Raja Fir’aun murka dan marah kepada para penyihirnya dan mengancan akan menyiksa dan menghukum mereka. Akan tetapi dari kejadian itu pengikut Nabi Musa AS tambah banyak. Kehancuran Raja Fir’aun dan pengikutnya Kebengisan Raja Fir’aun semakin menjadi-jadi. Para pengikut Nabi Musa AS disiksa dengan sangat kejam. Nabi Musa kemudian berdoa agar Allah SWT melimpahkan adzab kepada Raja Fir’aun dan pengikutnya. Doanya dikabulkan oleh Allah SWT. Mesir dilanda kemarau panjang sehingga panen menjadi gagal, tanaman dan pepohonan menjadi mati disusul badai topan yang merobohkan rumah-rumah. Dalam keadaan itu mereka mendatangi Nabi Musa AS agar berdoa kepada Tuhannya. Nabi Musa AS mau berdoa setelah Raja Fir’aun berjanji akan membiarkan kaummnya Bani Israel pergi dari Mesir bersama Nabi Musa AS. Setelah adzab itu berhenti dan keadaan sudah kembali seperti sedia kala, Fir’aun mengingkari janjinya. Kemudian Allah memerintahkan Nabi Musa AS agar mengajak kaummnya untuk meninggalkan Mesir. Mereka berangkat secara dian- diam di malam hari. Namun akhirnya Fir’aun mengetahuinya juga. Ia dan bala tentaranya segera menyusul rombongan Nabi Musa As. sampai ke tepi laut Merah. Mereka tidak dapat melanjutkan perjalanannya karena terhalang Laut. Para pengikut Nabi Musa AS takut dan panik karena dari kejauhan Fir’aun dan pengikutnya sudah tampak. “Jangan takut Allah SWT bersama kita”, kata Nabi Musa sambil memukul tongkatnya ke laut dan seketika itu juga laut terbelah. Para pengikut Nabi Musa segera berjalan di tengah-tengah laut yang terbelah itu. Setelah mereka sampai di daratan seberang, Fir’aun dan pengikutnya segera menyusul menyeberang. Namun sampai dipertengahan mendadak laut terbelah itu menutup kembali. Akhirnya Raja Fir’aun dan pengikutnya tenggelam dan binasa tanpa tersisa. Setelah membebaskan Bani Israel dari cengkeraman kekejaman Fir’aun, Nabi Musa pun mengajak mereka meninggalkan Mesir. Sesampainya di Thur Sina, Nabi Musa meninggalkan pengikutnya selama 40 hari untuk bermunajat kepada Allah. Namun sekembalinya alangkah terkejutnya Nabi Musa melihat pengikutnya yang menyembah patung anak sapi buatan Musa Samiri. Melihat keadaan itu Nabi Musa sangat marah kepada Harun saudaranya, karena tidak dapat menjaga pengikutnya. Akhirnya Nabi Musa pun berdo’a kepada Allah untuk kebinasaan mereka. Nabi Musa berguru kepada Nabi Hidir Hal-hal yang telah dialami Musa dan atas mu’jizat yang Allah berikan kepadanya terbesit kesombongan dalam hatinya, sehingga Allah menyadarkannya dengan memerintahkan untuk berguru kepada Nabi Khidir sesuai dengan pertunjuknya. Setelah bertemu Nabi Hidir, Musa pun di uji dengan 3 macam ujian, yaitu : 1. Nabi Hidir melobangi perahu yang mereka tumpangi di tengah lautan 2. Membangun rumah yang hampir roboh 3. Membunuh bayi tanpa alasan Melihat sikap Nabi Khidir yang demikian Nabi Musa sudah tidak sabar, sehingga ia mendapat teguran keras dari Khidhir. Tetapi atas penasarannya terhadap kejadian-kejadian aneh yang didapatinya, Nabi Khidhir menjawab: "Ketahuilah hai Musa”, Khidhir menerangkan,"bahwa melobangi bahtera yang kita tumpangi itu adalah dimaksudkan untuk menyelamatkannya dari perompak oleh seorang raja yang zalim yang sedang mengejar di belakang bahtera itu. Sedang bahtera itu adalah milik orang miskin yang digunakan sebagai sarana mencari nafkah bagi hidup mereka sehari-hari. Dengan melubangi yang aku lakukan dalam bahtera itu, si raja yang zalim itu akan berfikir dua kali untuk merampas bahtera itu yang dianggapnya rusak dan berlubang itu”. "tentang anak yang aku bunuh itu ialah bertujuan menyelamatkan kedua orang tuanya dari gangguan anak itu kelak setelah ia dewasa. Kedua orang tua anak itu adalah orang-orang yang mukmin, soleh dan bertakwa yang aku khawatir anak itu akan menyesatkan mereka dan melakukan hal-hal yang buruk karena dorongan anaknya yang durhaka itu. Aku harapkan dengan kematiannya, Allah akan mengaruniai anak pengganti yang berbakti kepada mereka berdua”. “dan mengenai dinding rumah ku tegakkan kembali itu adalah karena dibawahnya terpendam harta peninggalan milik dua orang anak yatim piatu. Ayah mereka adalah ahli ibadah, dan Allah menghendaki bahwa warisan yang ditinggalkan untuk kedua anaknya itu sampai ketangan mereka hingga mereka dewasa nanti, hal itu rahmat dari Allah karena ketaqwaan mereka itu”."Demikianlah wahai Musa, apa yang ingin engkau ketahui tentang tujuan tindakan-tindakanku yang engkau anggap buruk dan melanggar hukum. Semuanya itu ku lakukan bukan atas kehendakku sendiri tetapi atas perintah Allah kepadaku”.
Kisah Nabi Muhammad
Ketika bulan Rajab tiba, seluruh umat Islam tentunya teringat akan peristiwa isra dan mi’rajnya Rasulullah. Yaitu, perjalanan Rasulullah dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa dan dilanjutkan ke Sidratul Muntaha dan kembali dengan membawa ‘pesan’ untuk menunaikanshalat lima waktu. Kejadian malam itu merupakan ujian untuk umat Islam. Seberapa besarkah keyakinan mereka terhadap kejujuran Rasulullah dan risalah yang dibawanya?
Kini, yang perlu menjadi pusat perhatian umat Islam hanya satu. Yaitu,pentingnya kejujuran. Kenapa Abu Bakar begitu meyakini kejadian itu?Jawabannya hanya satu, karena buah sifat jujur Rasulullah itu sendiri.Bukan cerita asing lagi bagaimana kejujuran Rasulullah sebelum diangkat menjadi Rasul. Seluruh orang Quraisy bahkan Abu Jahal, pembesar suku Quraisy sekali pun sangat mengakui kejujuran Rasulullah. “Sesungguhnya kami tidak mendustaimu, hanya saja kami mendustai ajaran yang kamu bawa.” demikian komentar Abu Jahal akan kejujuran Rasulullah di hadapan suku Quraisy.
Bahkan, jika dirunut lebih jauh dan mendalam. Khadijah, isteri Rasulullah yang selalu bersamanya, sungguh sangat mengagumi kejujuran Rasulullah. Sehingga kata-kata kekagumannya itu pun muncul bak air mengalir ketika Rasulullah menerima wahyu pertama kali, “Bergembiralah, Demi Allah, Dia tidak akan menghinakanmu selama-lamanya. Demi Allah, sesungguhnya kamu adalah orang yang senantiasa menjalin hubungan silaturahmi dan selalu berkata benar.” Kata Khadijah sambil menenangkan Rasulullah yang begitu ketakutan setelah bertemu Jibril di Gua Hira.
Subhaanallah, sifat jujur Rasulullah bukan saja tampak dalam kondisi serius. Saat sedang bercanda, Rasulullah pun tetap konsisten berperilaku jujur. Sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Tirmiżi, bahwa datang seorang perempuan yang sudah lanjut usia menemui Rasulullah dan memohon agar didoakan masuk surga. Lantas Rasulullah menjawab, “Wahai ibu, sungguh surga itu tidak akan dimasuki perempuan tua.” Kontan, perempuan tua itu menangis. Kemudian Rasulullah berkata kembali, “Aku mendapat kabar bahwa tidak akan masuk surga perempuan yang sudah tua, karena Allah mengatakan, “Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari) dengan langsung dan kami jadikan mereka gadis-gadis perawan, penuh cinta dan sebaya umurnya”. (Q.S. al-Waqi‘ah /56: 35-37). Seketika itu juga perempuan yang menangis tadi pun tersenyum, dan mengetahui bahwa di dalam surga tidak ada lagi yang tua, semuanya dijadikan muda.
Karena itu, Rasulullah senantiasa mengingatkan umatnya untuk selaluberkata jujur dan menjauhi sifat dusta. Rasulullah berpesan, “Berperilaku jujurlah kamu. Sesungguhnya kejujuran menuntun kepada kebaikan. Kebaikan menunjukkan jalan menuju surga. Setiap manusia yang selalu berkata jujur dan memilih kejujuran hingga ia ditulis di sisi Allah sebagai orang yang jujur. Jauhilah kamu dari sifat sombong. Sesungguhnya kesombongan itu menuntun ke arah kedurhakaan. Kedurhakaan membawa ke neraka. Setiap manusia yang selalu berbohong dan memilih kebohongan hingga tertulis di sisi Allah sebagai pendusta.” Subhaanallah, Maha Suci Allah …
Mengikuti sifat Rasulullah adalah suatu kewajiban bagi setiap muslim.

Katakanlah (wahai Muhammad), Jika kamu benar-benar mencintai Allahikutilah aku, niscaya Allah akan mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. (Q.S. Ali Imran /3: 31).

Dengan jujur pada diri sendiri maka kita akan jujur pada apa-apa yangmengikuti kita, seperti malam mengikuti siang. Dan itu akan berdampakhidup jujur di masyarakat. Kejujuran akan membawa pada kemaslahatan umat. Dalam lingkungan pendidikan, misalnya di sekolah, anak jujur harus dapat menjaga amanah, tidak suka berbuat curang, anak harus jujur terhadap Allah Swt terhadap diri sendiri, terhadap orang tua, terhadap guru, terhadap teman. Contoh lainnya jika mengerjakan soal ulangan, tidak suka menyontek dan berusaha untuk selalu dikerjakan sendiri.

E.     Metode Pembelajaran
metode pembelajaran yang digunakan di antaranya (1) ceramah interaktif (menceritakan dan menjelaskan kisah melalui gambar atau tayangan visual/film yang bersifat kontekstual kekinian), (2) diskusi dalam bentuk the educational-diagnose meeting artinya peserta didik berbincang mengenai pelajaran di kelas dengan maksud saling mengoreksi pemahaman mereka atas pelajaran/materi yang diterimanya agar masing-masing memperoleh pemahaman yang benar.
F. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran
1. Media:
          Multimedia interaktif dan media lain yang relevan.
2. Alat:
    proyektor, laptop, layar, dan alat lain yang relevan.
3. Sumber Pembelajaran:
 Buku Guru Pendidikan Agama Islam Untuk SD/MI Kelas III.
G.    Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

No
Kegiatan
Waktu
1
Pendahuluan
Membuka pembelajaran dengan salam dan berdo’a bersama dengan penuh khidmat.
Memulai pembelajaran dengan membaca al-Qur’an surah pendek pilihan dengan lancar dan benar (nama surat sesuai dengan program pembiasaan yang ditentukan sebelumnya).
Memperlihatkan kesiapan diri dengan mengisi lembar kehadirandan memeriksa kerapihan pakaian, posisi dan tempat duduk disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran.
Mengajukan pertanyaan secara komunikatif berkaitan dengan materi pelajaran.
Menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan yang akan dicapai.
Menyampaikan tahapan kegiatan yang meliputi kegiatan mencermati, menjelaskan dan menyebutkan materi pelajaran dengan benar.
Mempersiapkan media berupa tulisan di papan tulis, jika memungkinkan melalui tayangan slide (media LCD projector)
20 menit
2
Kegiatan Inti
1) Peserta didik mengamati gambar/ilustrasi yang mencerminkan sikap teladan dari kisah Nabi Ayyub, Nabi Musa dan Nabi Muhammad dengan arahan dari guru.
2) Peserta didik diberi kesempatan untuk menanya tentang hal yang telah diamatinya. Apabila peserta didik mengalami kesulitan, guru memberikan bimbingan dan panduan (stimulus) agar merekamencari tahu dengan cara menanya.
3) Pertanyaan peserta didik yang diharapkan tidak saja apa atau siapa, tetapi mengapa dan bagaimana.
4) Selanjutnya secara individu maupun berkelompok diadakan diskusi untuk menanggapi dan menjawab beberapa pertanyaan.
5) Proses mendapatkan tanggapan dan jawaban atau pelaksanaan diskusi difasilitasi oleh guru sehingga berjalan dengan sistematis.
6) Selanjutnya guru memberi penjelasan tentang kisah Nabi-Nabi yang dapat diteladani.
7) Peserta didik menyimak penjelasan guru tentang kisah singkat keteladanan Nabi Ayyub, Nabi Musa dan Nabi Muhammad saw.
8) Dari hasil menyimak kisah tersebut, peserta didik diberikan
kesempatan untuk bertanya baik secara individu maupun secara
berkelompok.
9) Peserta didik membuat rumusan dengan mengaitkan keteladanan yang mencerminkan sikap Nabi yang dapat diteladani dalam kehidupan sehari-hari.
10) Menyampaikan hasil diskusi baik secara individu maupun
perwakilan kelompok dan menyampaikan kesimpulan.
Setelah menyimpulkan, peserta didik merefleksi diri dengan bernyanyi
60 menit
3
Penutup
Membuat kesimpulan dibantu dan dibimbing guru.
Melaksanakan penilaian dan refleksi dengan mengajukan pertanyaan atau tanggapan peserta didik dari kegiatan yang telah dilaksanakan sebagai bahan masukan untuk perbaikan langkah selanjutnya.
Merencanakan kegiatan tindak lanjut dengan memberikan tugas, baik secara individu maupun kelompok.
Menyampaikan rencana pembelajaran pada per­temuan berikutnya.
Sebelum pulang peserta didik membaca doa dengan khusu.
15 menit

H.    Penilaian Hasil Belajaran
Penilaian terhadap proses dan hasil pembelajarandilakukan oleh guru untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi siswa.Hasil penilaian digunakan sebagai bahan penyusunan laporan kema­juan hasil belajar dan memperbaiki proses pembelajaran.

Tugas
      Menceritakan tentang kisah singkat Nabi Ayyub, Nabi Musa, dan Nabi Muhammad
      Menyebutkan cerminan dari sikap Nabi yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari




Tes
      Tes dalam bentuk lisan dengan menceritakan isi video tentang kisah Nabi Ayyub a.s.
Guru melakukan penilaian terhadap peserta didik dalam kegiatan mengamati video pada kolom “ayo berlatih”.

Rubrik Nilai
Kelas / Semester
:

III/ 1
Kompetensi Dasar
:


Indikator
:


Teknik Penilaian
:

Lisan
Penilai
:

Guru
No.
Indikator

Instrumen
















RUBRIK PENILAIAN
No.
Kompetensi
Kriteria
Skor
Sangat Lancar
Lancar
Sedang
Kurang Lancar
Tidak Lancar
1.







2.







3.







JUMLAH SKOR






KETERANGAN
NILAI

NILAI AKHIR
Sangat Lancar
Lancar
Sedang
Kurang Lancar
TidakLancar
= Skor 5
= Skor 4
= Skor 3
= Skor 2
= Skor 1
Skor yang diperoleh
------------------ X  100  =   ---------                                          
Skor maksimal


Catatan kriteria:
a.       Sangat lancar:   Apabila peserta didik dapat ...
b.      Lancar          :   Apabila peserta didik dapat ...
c.       Sedang         :   Apabila peserta didik dapat ...
d.      Kurang lancar:  Apabila peserta didik dapat ...
e.       Tidak lancar :   Apabila peserta didik tidak dapat ...
















Mengetahui,
Dosen Mata kuliah PAI


Dra. Istianatul Ulwiyah, MM.Pd









Guru Mata Pelajaran PAI                                                                   Guru Mata Pelajaran PAI

Anisa Rahayu Hidayah                                                                                   Encun Sunayah
Guru Mata Pelajaran PAI
                                                                       
                                                                        Aspiroh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar