RENCANA PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN (RPP)
Nama Sekolah : SDN Cipocok Jaya 1
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Kelas/Semester : III/1
Tema : Nabiku Idolaku
Sub Tema : Meneladani Sikap Nabi
Alokasi Waktu : 1 x pertemuan (100 menit)
A. Kompetensi Inti
1)
Menerima dan
menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
2)
Memiliki
perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri
dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru.
3)
Memahami
pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat, membaca) dan
menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah.
4)
Menyajikan
pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam karya yang estetis,
dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang
mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
B. Kompetensi
dan Indikator Pencapaian Kompetensi
No
|
Kompetensi
|
Indikator
Pencapaian Kompetensi
|
1
|
Memiliki perilaku yang mencerminkan
beriman dan berakhlak mulia sebagai implementasi dari pembahasan
|
Berperilaku yang mencerminkan beriman dan berakhlak
mulia dalam kehidupan sehari-hari
|
2
|
Mengetahui kisah keteladanan
Nabi ayyub
|
Menyebutkan sikap keteladanan
pada diri Nabi ayyub
|
3
|
Menceritakan kisah keteladanan
Nabi Ayyub
|
Menyebutkan ujian-ujian yang
diberikan Allah kepada Nabi Ayyub
|
4
|
Mengetahui kisah keteladanan
Nabi Musa
|
Menyebutkan sikap Nabi Musa yang
suka menolong dan berani
|
5
|
Menceritakan kisah keteladanan
Nabi Musa
|
Menunjukan sikap tolong-menolong
dan berani dengan benar
|
6
|
Mengetahui kisah keteladanan
Nabi Muhammad
|
Menyebutkan sikap jujur Nabi Muhammad dengan benar
|
menceritakan kisah keteladanan
Nabi Muhammad
|
menceritakan sikap jujur Nabi
Muhammad dengan benar
|
C. Tujuan
Pembelajaran
Melalui Tanya jawab, latihan, dan
diskusi peserta didik dapat :
·
Berperilaku sesuai yang tercerminkan pada Nabi
Ayyub, Musa, dan Muhammad dalam kehidupan sehari-hari
·
Menyebutkan sikap yang dapat diteladani dari
pemahaman pembelajaran dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari
·
Menyebutkan sikap yang dapat diteladani dalam
pembelajaran
·
Menunjukan sikap yang dapat diteladani dalam
pembelajaran
D. Materi
Pembelajaran
Kisah
Nabi Ayyub a.s.
Nabi Ayyub a.s. adalah
keturunan Nabi Ishaq a.s. bin Ibrahim a.s. Beliau adalah seorang nabi yang `kaya
raya. Binatang ternaknya banyak. Sawah ladangnya luas. Akan tetapi, beliau
tidak pernah sombong.Nabi Ayyub a.s.
terkenal sabar dan dermawan. Suka menolong fakir miskin, yatim-piatu, dan
orang-orang yang membutuhkan.Nabi Ayyub a.s. pernah mendapat ujian dari Allah.
Hartanya yang banyak hari demi hari berkurang sehingga ia jatuh miskin.
Walaupun miskin, ia tidak mengemis, imannya tidak goyah karena ia ingat bahwa
ketika lahir ke dunia tidak mempunyai apa-apa. Harta datang dari Allah dan
kembalinya pun kepada Allah.Karena imannya kuat, setan tak mampu menggodanya.
Kaya atau miskin merupakan ujian bagi manusia.
Nabi Ayyub a.s., baik ketika
kaya raya atau ketika miskin senantiasa taat kepada Allah, selalu bersyukur.
Bahkan ketika ia jatuh miskin, harta yang ada selalu ia sedekahkan. Ia yakin,
bahwa orang miskin yang bersedekah lebih mulia di sisi Allah Swt. Sebaliknya,
orang kaya yang kikir adalah yang paling hina di sisi Allah Swt.
Kemudian, Nabi Ayyub a.s. diuji
dengan penyakit kulit, bisul, panas, dan gatal sehingga orang-orang
menjauhinya. Bahkan, mereka membuang Nabi Ayyub a.s. ke padang pasir yang jauh
dari keramaian penduduk karena takut tertular penyakit. Setelah itu,
putra-putrinya meninggal dunia. Sekali pun musibah silih berganti, tetapi tidak
membuat dirinya lupa beribadah dan memuji Allah Swt.
Kisah Nabi Musa
Nabi
Musa dilahirkan di Negeri Mesir pada masa pemerintahan Raja Firaun (raja Ramses
II). Ibunya bernama Yukabad dan ayahnya bernama Imran bin Yashar. Raja Firaun
seorang Raja yang kejam. Ketika Musa lahir, ibunya takut sekali, ia khawatir
Musa akan dibunuh, karena Fir’aun mengeluarkan peraturan setiap bayi laki-laki
yang lahir harus dibunuh. Tetapi Allah SWT memberikan ilham agar bayi itu
ditaruh di dalam peti kemudian dihanyutkan ke sungai Nil. Akhirnya, peti yang
berisi bayi itu ditemukan oleh Asyiah istri Fira’un. Asyiah sangat senang
sekali mendapat seorang anak tapi Raja Fir’aun awalnya menolak tapi karena
bujukan Asyiah, ia menerima dan mengangkat Musa menjadi anaknya. Dalam istana
Musa tumbuh menjadi anak yang pintar dan cerdas, karena semasa bayi dia hidup
dibesarkan dan disusukan oleh ibunya atas pertolongan Allah SWT. Pada suatu
hari Musa sedang berjalan-jalan di sebuah lorong pada tengah hari saat keadaan
kota sedang sepi dan penduduknya sedang beristirahat. Ia melihat dua orang yang
berkelahi seorang dari golongan Bani Isra'il bernama Samiri dan seorang lagi
dari kaum Fir'aun bernama Fa'tun. Musa yang mendengar teriakan Samiri yang
mengharapkan pertolongannya terhadap musuhnya yang lebih kuat dan lebih besar
itu, segera melontarkan pukulan kepada Fa’tun yang seketika itu jatuh
tersungkur dan tewas. Musa terkejut melihat Fa’tun, ia mati karena pukulannya
yang sebenarnya tidak disengaja. Ia merasa berdosa dan beristighfar kepada
Allah memohon ampun atas perbuatannya yang tidak sengaja. Karena takut dihukum
oleh Fir’aun, Musa pun akhirnya melarikan diri ke Madyan. Di tengah
perjalanannya Musa bertemu dengan dua orang gadis yang sedang menggembala dan
akan memberi minum kambing-kambingnya. Tetapi karena sumurnya tertimpa batu
besar, sehingga mereka tidak dapat memberi minum kambing-kambingnya. Melihat
hal itu Musa pun merasa kasihan dan berniat menolong kedua gadis itu. Dengan
izin Allah batu pun dapat diangkat oleh Musa dan kedua gadis itu pun sangat
bergembira. Sebagai ungkapan rasa terima kasih Nabi Musa diajak kerumahnya dan
Musa pun mengiakannya. Sesampai di sana Nabi Musa langsung diterima oleh ayah
kedua gadis itu, dia adalah Nabi Syu’aib As. Dengan suka cita Musa pun tinggal
di rumah Nabi Syu’aib dan berguru kepadanya. Setelah lama tinggal bersama, Nabi
Syu’aib ingin menikahkan salah seorang putrinya yang bernama Syafura dengan
Musa. Hal itu pun disanggupi Musa, tetapi dengan mahar menggembala kambing
selama 8 tahun. Musa Kembali ke Mesir Sepuluh tahun Musa meninggalkan Mesir,
rasa rindu terhadap kampung halaman menghinggapinya, ia pun mengajak istrinya
kembali ke Mesir. Di tengah perjalanan di “Thur Sina” mereka beristirahat dan
bermalam. Ketika melihat cahaya terang seperti cahaya api. Musa berniat
mengambil api tersebut supaya ada lampu penerang. Tatkala Musa sampai ke tempat
api itu terdengar oleh dia suara seruan kepadanya datang dari sebatang pohon
kayu di pinggir lembah yang sebelah kanannya pada tempat yang diberkahi Allah,
"Wahai Musa ! Aku ini adalah Tuhanmu, maka tanggalkanlah kedua terompahmu.
Sesungguhnya kamu berada di lembah yang suci Thuwa. Dan Aku telah memilih kamu,
maka dengarkanlah apa yang akan diwahyukan kepadamu. Sesungguhnya Aku ini
adalah Allah tiada Tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah solat
untuk mengingat akan Aku." Itulah wahyu yang pertama yang diterima
langsung oleh Nabi Musa sebagai tanda kenabiannya, di mana ia telah dinyatakan
oleh Allah sebagai rasul dan nabi-Nya yang dipilih. Nabi Musa dalam kesempatan
itu berbicara langsung dengan Allah dan diberi bekal mukjizat sebagai persiapan
untuk menghadap kaum Fir'aun yang sombong dan zalim itu. Kemudian Allah SWT
memerintahkan Nabi Musa AS untuk segera berdakwah, akan tetapi Nabi Musa AS
belum berani, sampai akhirnya Allah SWT memerintakan saudaranya Nabi Musa AS
yaitu Nabi Harun untuk menemaninya berda’wah di Mesir. Sampailah mereka berdua
ke kerajaan Fir’aun. “Siapa kamu berdua? Tanya Fir’aun”. Musa menjawab : “kami
Musa dan Harun Rasul Allah SWT. kami diutus kepadamu agar kau membebaskan
bangsa Israel dari penindasan dan perbudakan untuk diserahkan kepada kami agar
mereka menyembah kepada Allah SWT”. Kemudian Raja Fir’aun tertawa sinis dan
mengina Nabi Musa AS. “tidak tahu diri kau Musa dulu kamu saya asuh kini malah
berbalik melawan dan menentangku”. “Siapakah Tuhan yang kau sebut-sebut itu?
Tanya Fir’aun”. “Dia adalah Tuhanmu, Tuhan nenek moyangmu dan Tuhan seluruh
alam semesta, Jawab Nabi Musa AS”. Raja Fir’aun sangat marah dan menolak
dakwahnya. “hai Musa, jika engkau mengakui Tuhan selain aku maka pasti engkau
akan kumasukkan ke penjara”. Nabi Musa menjawab : “Akan aku buktikan
tanda-tanda kebesaran dakwahku”. Fir’aun menetang dan berkata “datangkanlah
tanda-tanda yang dapat membuktikan kebenaran kata-katamu jika memang kau benar
tidak berdusta”. Raja Fir’aun kemudian mengerahkan para ahli sihir untuk
melawan Nabi Musa AS. Kemudian pada hari yang ditentukan mereka berkumpul yaitu
Nabi Musa AS dan para penyihirnya Raja Fir’aun. Diawali dari para penyihir Raja
Fir’aun yang melemparkan tali-tali kecil yang menjadi ular, kemudian dengan
tenang Nabi Musa AS melemparkan tongkatnya dan menjadi ular yang sangat besar
dan memakan ular-ular kecil itu. Raja Fir’aun murka dan marah kepada para
penyihirnya dan mengancan akan menyiksa dan menghukum mereka. Akan tetapi dari
kejadian itu pengikut Nabi Musa AS tambah banyak. Kehancuran Raja Fir’aun dan
pengikutnya Kebengisan Raja Fir’aun semakin menjadi-jadi. Para pengikut Nabi
Musa AS disiksa dengan sangat kejam. Nabi Musa kemudian berdoa agar Allah SWT
melimpahkan adzab kepada Raja Fir’aun dan pengikutnya. Doanya dikabulkan oleh
Allah SWT. Mesir dilanda kemarau panjang sehingga panen menjadi gagal, tanaman
dan pepohonan menjadi mati disusul badai topan yang merobohkan rumah-rumah.
Dalam keadaan itu mereka mendatangi Nabi Musa AS agar berdoa kepada Tuhannya.
Nabi Musa AS mau berdoa setelah Raja Fir’aun berjanji akan membiarkan kaummnya
Bani Israel pergi dari Mesir bersama Nabi Musa AS. Setelah adzab itu berhenti
dan keadaan sudah kembali seperti sedia kala, Fir’aun mengingkari janjinya.
Kemudian Allah memerintahkan Nabi Musa AS agar mengajak kaummnya untuk
meninggalkan Mesir. Mereka berangkat secara dian- diam di malam hari. Namun
akhirnya Fir’aun mengetahuinya juga. Ia dan bala tentaranya segera menyusul
rombongan Nabi Musa As. sampai ke tepi laut Merah. Mereka tidak dapat
melanjutkan perjalanannya karena terhalang Laut. Para pengikut Nabi Musa AS
takut dan panik karena dari kejauhan Fir’aun dan pengikutnya sudah tampak.
“Jangan takut Allah SWT bersama kita”, kata Nabi Musa sambil memukul tongkatnya
ke laut dan seketika itu juga laut terbelah. Para pengikut Nabi Musa segera
berjalan di tengah-tengah laut yang terbelah itu. Setelah mereka sampai di
daratan seberang, Fir’aun dan pengikutnya segera menyusul menyeberang. Namun
sampai dipertengahan mendadak laut terbelah itu menutup kembali. Akhirnya Raja
Fir’aun dan pengikutnya tenggelam dan binasa tanpa tersisa. Setelah membebaskan
Bani Israel dari cengkeraman kekejaman Fir’aun, Nabi Musa pun mengajak mereka
meninggalkan Mesir. Sesampainya di Thur Sina, Nabi Musa meninggalkan
pengikutnya selama 40 hari untuk bermunajat kepada Allah. Namun sekembalinya
alangkah terkejutnya Nabi Musa melihat pengikutnya yang menyembah patung anak
sapi buatan Musa Samiri. Melihat keadaan itu Nabi Musa sangat marah kepada
Harun saudaranya, karena tidak dapat menjaga pengikutnya. Akhirnya Nabi Musa
pun berdo’a kepada Allah untuk kebinasaan mereka. Nabi Musa berguru kepada Nabi
Hidir Hal-hal yang telah dialami Musa dan atas mu’jizat yang Allah berikan
kepadanya terbesit kesombongan dalam hatinya, sehingga Allah menyadarkannya dengan
memerintahkan untuk berguru kepada Nabi Khidir sesuai dengan pertunjuknya.
Setelah bertemu Nabi Hidir, Musa pun di uji dengan 3 macam ujian, yaitu : 1.
Nabi Hidir melobangi perahu yang mereka tumpangi di tengah lautan 2. Membangun
rumah yang hampir roboh 3. Membunuh bayi tanpa alasan Melihat sikap Nabi Khidir
yang demikian Nabi Musa sudah tidak sabar, sehingga ia mendapat teguran keras
dari Khidhir. Tetapi atas penasarannya terhadap kejadian-kejadian aneh yang
didapatinya, Nabi Khidhir menjawab: "Ketahuilah hai Musa”, Khidhir
menerangkan,"bahwa melobangi bahtera yang kita tumpangi itu adalah
dimaksudkan untuk menyelamatkannya dari perompak oleh seorang raja yang zalim
yang sedang mengejar di belakang bahtera itu. Sedang bahtera itu adalah milik orang
miskin yang digunakan sebagai sarana mencari nafkah bagi hidup mereka
sehari-hari. Dengan melubangi yang aku lakukan dalam bahtera itu, si raja yang
zalim itu akan berfikir dua kali untuk merampas bahtera itu yang dianggapnya
rusak dan berlubang itu”. "tentang anak yang aku bunuh itu ialah bertujuan
menyelamatkan kedua orang tuanya dari gangguan anak itu kelak setelah ia
dewasa. Kedua orang tua anak itu adalah orang-orang yang mukmin, soleh dan
bertakwa yang aku khawatir anak itu akan menyesatkan mereka dan melakukan
hal-hal yang buruk karena dorongan anaknya yang durhaka itu. Aku harapkan
dengan kematiannya, Allah akan mengaruniai anak pengganti yang berbakti kepada
mereka berdua”. “dan mengenai dinding rumah ku tegakkan kembali itu adalah
karena dibawahnya terpendam harta peninggalan milik dua orang anak yatim piatu.
Ayah mereka adalah ahli ibadah, dan Allah menghendaki bahwa warisan yang
ditinggalkan untuk kedua anaknya itu sampai ketangan mereka hingga mereka
dewasa nanti, hal itu rahmat dari Allah karena ketaqwaan mereka
itu”."Demikianlah wahai Musa, apa yang ingin engkau ketahui tentang tujuan
tindakan-tindakanku yang engkau anggap buruk dan melanggar hukum. Semuanya itu
ku lakukan bukan atas kehendakku sendiri tetapi atas perintah Allah kepadaku”.
Kisah Nabi
Muhammad
Ketika bulan Rajab tiba,
seluruh umat Islam tentunya teringat akan peristiwa isra dan mi’rajnya
Rasulullah. Yaitu, perjalanan Rasulullah dari Masjidil Haram ke Masjidil
Aqsa dan dilanjutkan ke Sidratul Muntaha dan
kembali dengan membawa ‘pesan’ untuk menunaikanshalat lima waktu. Kejadian malam
itu merupakan ujian untuk umat Islam. Seberapa besarkah keyakinan mereka
terhadap kejujuran Rasulullah dan risalah yang dibawanya?
Kini, yang perlu menjadi pusat
perhatian umat Islam hanya satu. Yaitu,pentingnya kejujuran. Kenapa Abu Bakar
begitu meyakini kejadian itu?Jawabannya hanya satu, karena buah sifat jujur
Rasulullah itu sendiri.Bukan cerita asing lagi bagaimana kejujuran Rasulullah
sebelum diangkat menjadi Rasul. Seluruh orang Quraisy bahkan Abu Jahal,
pembesar suku Quraisy sekali pun sangat mengakui kejujuran Rasulullah.
“Sesungguhnya kami tidak mendustaimu, hanya saja kami mendustai ajaran yang
kamu bawa.” demikian komentar Abu Jahal akan kejujuran Rasulullah di hadapan
suku Quraisy.
Bahkan, jika dirunut lebih jauh
dan mendalam. Khadijah, isteri Rasulullah yang selalu bersamanya, sungguh
sangat mengagumi kejujuran Rasulullah. Sehingga kata-kata kekagumannya itu
pun muncul bak air mengalir ketika Rasulullah menerima wahyu pertama kali,
“Bergembiralah, Demi Allah, Dia tidak akan menghinakanmu selama-lamanya. Demi Allah, sesungguhnya kamu adalah orang yang senantiasa menjalin
hubungan silaturahmi dan selalu berkata benar.” Kata Khadijah sambil
menenangkan Rasulullah yang begitu ketakutan setelah bertemu Jibril
di Gua Hira.
Subhaanallah, sifat jujur Rasulullah bukan
saja tampak dalam kondisi serius. Saat sedang bercanda, Rasulullah pun
tetap konsisten berperilaku jujur. Sebagaimana diriwayatkan oleh Imam
Tirmiżi, bahwa datang seorang perempuan yang sudah lanjut usia menemui
Rasulullah dan memohon agar didoakan masuk surga. Lantas Rasulullah
menjawab, “Wahai ibu, sungguh surga itu tidak akan dimasuki perempuan
tua.” Kontan, perempuan tua itu menangis. Kemudian Rasulullah berkata kembali, “Aku
mendapat kabar bahwa tidak akan masuk surga perempuan yang sudah tua, karena
Allah mengatakan, “Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari)
dengan langsung dan kami jadikan mereka gadis-gadis perawan, penuh cinta dan
sebaya umurnya”. (Q.S. al-Waqi‘ah /56: 35-37). Seketika itu
juga perempuan yang menangis tadi pun tersenyum, dan mengetahui bahwa di dalam surga tidak ada lagi yang tua, semuanya dijadikan muda.
Karena itu, Rasulullah
senantiasa mengingatkan umatnya untuk selaluberkata jujur dan menjauhi sifat
dusta. Rasulullah berpesan, “Berperilaku jujurlah kamu. Sesungguhnya
kejujuran menuntun kepada kebaikan. Kebaikan menunjukkan jalan menuju
surga. Setiap manusia yang selalu berkata jujur dan memilih kejujuran
hingga ia ditulis di sisi Allah sebagai orang yang jujur. Jauhilah kamu
dari sifat sombong. Sesungguhnya kesombongan itu menuntun ke arah
kedurhakaan. Kedurhakaan membawa ke neraka. Setiap manusia yang selalu
berbohong dan memilih kebohongan hingga tertulis di sisi Allah sebagai pendusta.” Subhaanallah, Maha Suci Allah …
Mengikuti sifat Rasulullah
adalah suatu kewajiban bagi setiap muslim.
“Katakanlah (wahai
Muhammad), Jika kamu benar-benar mencintai Allahikutilah aku, niscaya Allah
akan mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” (Q.S. Ali Imran /3: 31).
Dengan jujur pada diri sendiri
maka kita akan jujur pada apa-apa yangmengikuti kita, seperti malam mengikuti
siang. Dan itu akan berdampakhidup jujur di masyarakat. Kejujuran akan membawa
pada kemaslahatan umat. Dalam lingkungan pendidikan, misalnya di sekolah,
anak jujur harus dapat menjaga amanah, tidak suka berbuat curang, anak harus
jujur terhadap Allah Swt terhadap diri sendiri, terhadap orang tua, terhadap
guru, terhadap teman. Contoh lainnya jika mengerjakan soal ulangan, tidak
suka menyontek dan berusaha untuk selalu dikerjakan sendiri.
E.
Metode Pembelajaran
metode
pembelajaran yang digunakan di antaranya (1) ceramah interaktif (menceritakan
dan menjelaskan kisah melalui gambar atau tayangan visual/film yang bersifat
kontekstual kekinian), (2) diskusi dalam bentuk the educational-diagnose
meeting artinya peserta didik berbincang mengenai pelajaran di
kelas dengan maksud saling mengoreksi pemahaman mereka atas pelajaran/materi
yang diterimanya agar masing-masing memperoleh pemahaman yang benar.
F. Media,
Alat, dan Sumber Pembelajaran
1. Media:
Multimedia
interaktif dan media lain yang relevan.
2. Alat:
proyektor,
laptop, layar, dan alat lain yang relevan.
3. Sumber
Pembelajaran:
Buku
Guru Pendidikan Agama Islam Untuk SD/MI Kelas
III.
G. Langkah-langkah
Kegiatan Pembelajaran
No
|
Kegiatan
|
Waktu
|
1
|
Pendahuluan
Membuka pembelajaran dengan
salam dan berdo’a bersama dengan penuh khidmat.
Memulai pembelajaran dengan
membaca al-Qur’an surah pendek pilihan dengan lancar dan benar (nama surat sesuai dengan
program pembiasaan yang ditentukan sebelumnya).
Memperlihatkan kesiapan diri
dengan mengisi lembar kehadirandan memeriksa kerapihan pakaian, posisi dan
tempat duduk disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran.
Mengajukan pertanyaan secara
komunikatif berkaitan dengan materi pelajaran.
Menyampaikan kompetensi dasar
dan tujuan yang akan dicapai.
Menyampaikan tahapan
kegiatan yang meliputi kegiatan mencermati, menjelaskan dan menyebutkan materi pelajaran dengan benar.
Mempersiapkan media berupa tulisan di papan tulis, jika memungkinkan melalui tayangan slide (media LCD
projector)
|
20
menit
|
2
|
Kegiatan Inti
1) Peserta didik mengamati
gambar/ilustrasi yang mencerminkan sikap teladan dari kisah Nabi
Ayyub, Nabi Musa dan Nabi Muhammad dengan arahan dari guru.
2) Peserta didik diberi
kesempatan untuk menanya tentang hal yang telah diamatinya. Apabila
peserta didik mengalami kesulitan, guru memberikan bimbingan dan panduan
(stimulus) agar merekamencari tahu dengan cara menanya.
3) Pertanyaan peserta didik
yang diharapkan tidak saja apa atau siapa, tetapi mengapa dan bagaimana.
4)
Selanjutnya secara individu maupun berkelompok diadakan diskusi untuk
menanggapi dan menjawab beberapa pertanyaan.
5) Proses
mendapatkan tanggapan dan jawaban atau pelaksanaan diskusi difasilitasi
oleh guru sehingga berjalan dengan sistematis.
6)
Selanjutnya guru memberi penjelasan tentang kisah Nabi-Nabi yang dapat
diteladani.
7) Peserta
didik menyimak penjelasan guru tentang kisah singkat keteladanan Nabi
Ayyub, Nabi Musa dan Nabi Muhammad saw.
8) Dari
hasil menyimak kisah tersebut, peserta didik diberikan
kesempatan untuk bertanya
baik secara individu maupun secara
berkelompok.
9) Peserta
didik membuat rumusan dengan mengaitkan keteladanan yang
mencerminkan sikap Nabi yang dapat diteladani dalam kehidupan sehari-hari.
10) Menyampaikan hasil diskusi baik secara individu maupun
perwakilan kelompok dan
menyampaikan kesimpulan.
Setelah menyimpulkan, peserta didik merefleksi
diri dengan bernyanyi
|
60 menit
|
3
|
Penutup
Membuat kesimpulan dibantu
dan dibimbing guru.
Melaksanakan penilaian dan
refleksi dengan mengajukan pertanyaan atau tanggapan peserta didik dari
kegiatan yang telah dilaksanakan sebagai bahan masukan untuk perbaikan
langkah selanjutnya.
Merencanakan kegiatan tindak
lanjut dengan memberikan tugas, baik secara individu maupun kelompok.
Menyampaikan rencana
pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
Sebelum pulang peserta didik membaca doa dengan
khusu.
|
15 menit
|
H.
Penilaian Hasil Belajaran
Penilaian
terhadap proses dan hasil pembelajarandilakukan oleh guru untuk mengukur
tingkat pencapaian kompetensi siswa.Hasil penilaian digunakan sebagai bahan
penyusunan laporan kemajuan hasil belajar dan memperbaiki proses pembelajaran.
Tugas
Menceritakan tentang kisah
singkat Nabi Ayyub, Nabi Musa, dan Nabi Muhammad
Menyebutkan cerminan dari
sikap Nabi yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
Tes
Tes
dalam bentuk lisan dengan menceritakan isi video tentang kisah Nabi Ayyub a.s.
Guru melakukan penilaian terhadap peserta didik dalam kegiatan
mengamati video pada kolom “ayo berlatih”.
Rubrik Nilai
Kelas / Semester
|
:
|
III/ 1
|
||||||||||||
Kompetensi Dasar
|
:
|
|||||||||||||
Indikator
|
:
|
|||||||||||||
Teknik Penilaian
|
:
|
Lisan
|
||||||||||||
Penilai
|
:
|
Guru
|
||||||||||||
No.
|
Indikator
|
Instrumen
|
||||||||||||
RUBRIK PENILAIAN
|
||||||||||||||
No.
|
Kompetensi
|
Kriteria
|
Skor
|
|||||||||||
Sangat Lancar
|
Lancar
|
Sedang
|
Kurang Lancar
|
Tidak Lancar
|
||||||||||
1.
|
||||||||||||||
2.
|
||||||||||||||
3.
|
||||||||||||||
JUMLAH SKOR
|
||||||||||||||
KETERANGAN
|
NILAI
|
NILAI AKHIR
|
||||||||||||
Sangat Lancar
Lancar
Sedang
Kurang Lancar
TidakLancar
|
= Skor 5
= Skor 4
= Skor 3
= Skor 2
= Skor 1
|
Skor yang diperoleh
------------------
X 100 = ---------
Skor maksimal
|
||||||||||||
Catatan kriteria:
a. Sangat lancar: Apabila
peserta didik dapat ...
b. Lancar : Apabila
peserta didik dapat ...
c. Sedang : Apabila
peserta didik dapat ...
d. Kurang lancar: Apabila peserta
didik dapat ...
e. Tidak lancar : Apabila
peserta didik tidak dapat ...
|
||||||||||||||
Mengetahui,
Dosen Mata kuliah PAI
Dra. Istianatul Ulwiyah, MM.Pd
|
Guru
Mata Pelajaran PAI Guru
Mata Pelajaran PAI
Anisa
Rahayu Hidayah Encun
Sunayah
Guru Mata Pelajaran PAI
Aspiroh