Senin, 30 November 2015

ALAM CERMIN TUHAN

ALAM CERMIN TUHAN
Mengapa kita bercermin? Karena kita tidak dapat melihat wajah kita secara langsung dan secara keseluruhan. Kita ingin melihat wajah kita, maka kita membutuhkan cermin. Pada saat kita melihat cermin, kita jadi tahu seperti apa rupa wajah kita. Tapi pada saat yang sama, kita pun yakin bahwa wajah yang tampak di cermin itu bukan wajah kita yang sebenarnya. Ia tidak betul-betul ada, sebab kita tahu wajah yang kita lihat itu hanyalah bayangan dari wajah kita yang asli, yang kita rasakan menempel di atas leher kita.
Ketika kita melihat ke dalam cermin dan mendapati ada sebentuk wajah di dalamnya (kita sebut “wajah-dalam-cermin”), secara otomatis kita tahu pasti bahwa ada wajah asli yang sedang nampang di depan cermin (kita sebut “wajah-depan-cermin). Terlihatnya wajah-dalam-cermin meniscayakan adanya wajah-depan-cermin.
Seperti itulah analogi alam semesta dalam kaitannya dengan Tuhan. Alam semesta ibarat wajah-dalam-cermin. Ia dapat kita lihat, tapi kita tahu ia bukan yang sebenarnya. Jika ada wajah-dalam-cermin, niscaya ada wajah-depan-cermin. Kita yakin adanya, meski kita tak melihatnya. Itulah Tuhan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar