Senin, 30 November 2015

PERANAN GURU TERHADAP PEMBELAJARAN TATAP MUKA

1.    Guru sebagai Perancang Pembelajaran (Designer of instruction)
Pihak  Kementerian Pendidikan Nasional telah memprogramkan bahan pembelajaran yang harus diberikan guru kepada peserta didik pada suatu waktu tertentu. Di sini guru dituntut untuk berperan aktif dalam merencanakan proses belajar mengajar dengan memperhatikan berbagai komponen dalam sistem pembelajaran yang meliputi sebagai berikut.
  1. Membuat dan merumuskan Tujuan Instruksional Khusus (TIK).
  2. Menyiapkan materi yang relevan dengan tujuan, waktu, fasilitas, perkembangan ilmu, kebutuhan dan kemampuan siswa, komprehensif, sistematis dan fungsional efektif.
  3. Merancang metode yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi siswa.
  4. Menyediakan sumber belajar, dalam hal ini guru berperan sebagai fasilitator dalam pengajaran.
  5. Media, dalam hal ini guru berperan sebagai mediator dengan memerhatikan relevansi (seperti juga materi), efektif dan efesien, keseuaian dengan metode, serta pertimbangan praktis.
Dengan demikian, guru dengan waktu yang sedikit atau terbatas tersebut dituntut dapat merancang dan mempersiapkan semua komponen agar berjalan dengan efektif dan efesien. Untuk itu, guru harus memiliki pengetahuan yang cukup memadai tentang prinsip-prinsip belajar, sebagai landasan dari perencanaan.
2.     Guru sebagai Pengelola Pembelajaran (Manager of Instruction)
Tujuan umum pengelolaan kelas adalah menyediakan dan menggunakan fasilitas bagi bermacam-macam kegiatan belajar mengajar. Tujuan khusunya adalah mengembangkan kemampuan siswa dalam menggunakan alat-alat belajar, menyediakan kondisi-kondisi yang memungkinkan siswa bekerja dan belajar, serta membantu siswa untuk memperoleh hasil yang diharapkan.
Selain itu guru juga berperan dalam membimbing pengalaman sehari-hari kea rah pengenalan tingkah laku dan kepribadiannya sendiri. Salah satu cirri manajemen kelas yang baik adalah tersedianya kesempatan bagi siswa untuk sedikit demi sedikit mengurangi ketergantungannya pada guru hingga mereka mampu membimbing kegiatannya sendiri.
Sebagai manajer, guru hendaknya mampu mempergunakan pengetahuan tentang teori belajar mengajar dari teori perkembangan hingga memungkinkan untuk menciptakan situasi belajar yang baik mengendalikan pelaksanaan pengajaran dan pencapaian tujuan.
3.      Guru sebagai pengarah Pembelajaran
Hendaknya guru senantiasa berusaha menimbulkan, memelihara, dan meningkatkan motivasi peserta didik untuk belajar. Dalam hubungan ini, guru mempunyai fungsi sebagai motivator dalam keseluruhan kegiatan belajar mengajar. Empat hal yang dapat dikerjakan guru dalam memberikan motivasi adalah sebagai berikut.
–          Membangkitkan dorongan siswa untuk belajar.
–          Menjelaskan secara konkret, apa yang dapat dilakukan pada akhir pengajaran.
–          Memberikan ganjaran terhadap prestasi yang dicapai hingga dapat merangsang pencapaian prestasi yang lebih baik
dikemudian hari.
–          Membentuk kebiasaan belajar yang baik.
Pendekatan yang dipergunakan oleh guru dalam hal ini adalah pendekatan pribadi, di mana guru dapat mengenal dan memahami siswa lebih mendalam hingga dapat membantu dalam keseluruhan proses belajar mengajar atau denga kata lain guru berfungsi sebagai pembimbing.
Sebagai pembimbing dalam proses belajar mengajar, guru diharapkan mampu untuk :
–          Mengenal dan memahami setiap peserta didik, baik secara individu maupun secara kelompok.
–          Membantu tiap peserta didik dalam mengatasi masalah pribadi yang dihadapinya.
–          Membantu kesempatan yang menjadi agar tiap peserta didik dapat belajar sesuai dengan kemampuan pribadinya.
–          Mengevaluasi keberhasilan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan langkah kegiatan yang telah dilakukannya.
Untuk itu, guru hendaknya memahami prinsip-prinsip bimbingan dan menerapkannya dalam proses pembelajaran.
4.     Guru sebaai Evaluator (Evaluator of Student Learning)
Tujuan utama penilaian adalah untuk melihat tingkat keberhasilan, efektifitas, dan efesiensi dalam proses pembelajaran. Selain itu, untuk mengetahui kedudukan peserta dalam kelas atau kelompoknya. Dalam fungsinya sebagai penilai hasil belajar peserta didik, guru hendaknya secara terus menerus mengikuti hasil belajar yang telah dicapai peserta didik dari waktu ke waktu. Informasi yang diperoleh melalui evaluasi ini akan menjadi umpan balik terhadap proses pembelajaran. Umpan balik akan dijadikan sebagai titik tolak untuk memperbaiki dan meningkatkan pembelajaran selanjutnya. Proses pembelajaran akan terus-menerus ditingkatkan untuk memperoleh hasil yang optimal.
5.      Guru sebagai Konselor
Sesuai dengan peran guru sebagai konselor, maka guru diharapkan akan dapat merespons segala masalah tingkah laku yang terjadi dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, guru harus dipersiapkan agar dapat menolong peserta didik memecahkan masalah-masalah yang timbul antara peserta didik dengan orang tuanya dan dapat memperoleh keahlian dalam membina hubungan yang manusiawi dan dapat mempersiapkan untuk berkomunikasi dan bekerja sama dengan bermacam-macam manusia.
Pada akhirnya guru akan memerlukan pengertian tentang dirinya sendiri, baik itu motivasi, harapan, prasangka, ataupun keinginannya. Semua hal itu akan memberikan pengaruh pada kemampuan guru dalam berhubungan dengan orang lain, terutama siswa.
6.     Guru sebagai Pelaksana Kurikulum
Kurikulum adalah seperangkat pengalaman belajar yang akan didapat oleh peserta didik selama ia mengikuti suatu proses pendidikan. Keberhasilan dari suatu kurikulum yang ingin dicapai sangat bergantung pada faktor kemampuan yang dimiliki oleh seorang guru. Artinya, guru adalah orang yang bertanggungjawab dalam upaya mewujudkan segala sesuatu yang telah tertuang dalam suatu kurikulum resmi. Bahkan pandangan mutakhir menyatakan bahwa meskipun suatu kurikulum itu bagus, namun berhasil atau gagalnya kurikulum tersebut, pada akhirnya terletak di tangan pribadi guru.
Terdapat beberapa alasan untuk  pernyataan di atas yaitu :
  1. Guru adalah pelaksana langsung dari kurikulum di suatu kelas.
  2. Gurulah yang bertugas mengembangkan kurikulum pada tingkat pembelajaran, karena ia melakukan tugas sebagai berikut.
1)     Menganalisis tujuan berdasarkan apa yang tertuang dalam kurikulum resmi.
2)     Mengembangkan alat evaluasi berdasarkan tujuan.
3)     Merumuskan bahan yang sesuai dengan isi kurikulum.
4)     Merumuskan bentuk kegiaan belajar yang dapat memberikan pengalaman belajar bagi peserta didik
dalam melaksanakan apa yang telah diprogramkan.
3.  Gurulah yang langsung menghadapi berbagai permasalahan yang muncul sehubungan dengan pelaksanaan
kurikulum di kelas.
4. Tugas gurulah yang mencarikan berbagai upaya pemecahan permasalahan yang dihadapi siswa.
Sehubungan dengan pembinaan dan pengembangan kurikulum, permasalahan yang seringkali muncul dan harus dihadapi oleh guru yaitu :
  1. Permasalahan yang berhubungan dengan tujuan dan hasil-hasil yang diharapkan dari suatu lembaga pendidikan.
  2. Permasalahan yang berhubungan dengan isi/materi/bahan pelajaran dan organisasi atau cara pelaksanaan dari kurikulum.
Sedangkan peranan guru dalam pembinaan dan pengembangan kurikulum secara aktif dapat dijabarkan sebagai berikut.
1.   Perencanaan kurikulum
Kurikulum di tingkat nasional dirancang dan dirumuskan oleh para pakar dari berbagai bidang disiplin ilmu yang terkait, sedangkan guru-guru yang sudah berpengalaman biasanya terlibat untuk memberikan masukan berupa saran, ide, dan atau tanggapan terhadap kemungkinan pelaksanaannya di sekolah.
2.    Pelaksanaan di lapangan
Para guru bertanggungjawab sepenuhnya dalam pelaksanaan kurikulum, baik secara keseluruhan kurikulum maupun tugas sebagai penyampaian mata pelajaran sesuai dengan garis-garis besar program pengajaran yang telah dirancang dalam suatu kurikulum.
3.   Proses penilaian
Selama pelaksanaan kurikulum akan dinilai seberapa jauh tingkat ketercapaiannya. Guru diminta saran ataupun pendapat maupun menilai kurikulum yang sedang berjalan guna melihat kebaikan dan kelemahan yang ada, dilihat dari berbagai aspek, seperti aspek fisiologis, sosiologis, dan metodologis.
4.   Pengadministrasian
Guru harus menguasai tujuan kurikulum, isi program (pokok bahasan/subpokok bahasan) yang harus diberikan kepada peserta didik. Misalnya, pada keals dan semester berapa suatu pokok bahasan diberikan dan bagaimana memberikannya. Biasanya dengan menyusun suatu bagan analisis tugas pembelajaran dan rencana pembelajaran.
5.   Perubahan kurikulum
Guru sebagai pelaku kurikulum mau tidak mau tentu akan selalu terlibat dalam pembaharuan yang sedang dilakukan sebagai suatu usaha untuk mencari format kurikulum yang sesuai dengan perkembangan zaman. Masukan sebagai input berupa saran, ide, dan kritik berdasarkan pengalaman yang telah dilakukan oleh guru sangat besar artinya bagi perubahan dan pengembangan suatu kurikulum.
Kesimpulannya adalah bahwa seorang guru haruslah memiliki tanggung jawab untuk mengembangkan kurikulum, selain tugas utamanya sebagai Pembina kurikulum. Hal ini berarti bahwa guru dituntut untuk selalu mencari gagasan baru demi penyempurnaan praktik pendidikan dan praktik pembelajaran pada khususnya. Hal ini harus dilakukan agar hasil belajar peserta didik dapat ditingkatkan dari waktu ke waktu. Untuk itu, seorang guru harus menganggap bahwa kurikulum sebagai program pembelajaran yang harus diberikan kepada peserta didik bukan sebagai benda mati, sehingga apa yang terdapat dalam kurikulum dapat dijabarkan oleh guru menjadi suatu materi yang menarik untuk disajikan pada peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar