Senin, 30 November 2015

Sistem Pendidikan dan Problematika Pendidikan di Indonesia

Sistem Pendidikan dan Problematika Pendidikan di Indonesia


Indonesia merupakan negara yang mutu pendidikannya masih rendah jika dibandingkan dengan negara-negara lain bahkan sesama anggota negara ASEAN pun kualita SDM bangsa Indonesia masuk dalam peringkat yang paling rendah. Hal ini terjadi karena pendidikan di Indonesia belum dapat berfungsi secara maksimal. Oleh karena itu, pendidikan di Indonesia harus segera diperbaiki agar mampu melahirkan generasi yang memiliki keunggulan dalam berbagai bidang supaya bangsa Indonesia dapat bersaing dengan bangsa lain dan agar tidak semakin tertinggal karena arus global yang berjalan cepat.
     Untuk memperbaiki pendidikan di Indonesia diperlukan sistem pendidikan yang responsif terhadap perubahan dan tuntutan zaman. Perbaikan itu dilakukan mulai dari pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Oleh karena itu, bangsa Indonesia harus menggunakan sistem pendidikan dan pola kebijakan yang sesuai dengan keadaan Indonesia.
     Masa depan suatu bangsa sangat tergantung pada mutu sumber daya manusianya dan kemampuan peserta didiknya untuk menguasai ilmu pengetahuan dan tekhnologi. Hal tersebut dapat kita wujudkan melalui pendidikan dalam keluarga, pendidikan masyarakat maupun pendidikan sekolah.
     Saat ini pendidikan sekolah wajib di terima oleh seluruh masyarakat Indonesia, karena dengan mengenyam pendidikan kita dapat mengikuti arus global dan dapat mengejar ketertinggalan kita dari bangsa lain. Namun dalam kenyataannya sekarang ini masih banyak orang yang belum dapat mengenyam pendidikan sekolah karena faktor ekonomi. Akan tetapi di dalam era global ini, hal tersebut tidak boleh terjadi karena akan menghambat perkembangan SDM dan bangsa pada umumnya. Maka dari itu, pemerintah Indonesia harus mengambil kebijakan yang dapat mengatasi masalah tersebut.

 Sistem Pendidikan yang di Anut di Indonesia
     Indonesia sekarang menganut sistem pendidikan nasional. Namun, sistem pendidikan nasional masih belum dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya. Ada beberapa sistem di Indonesia yang telah dilaksanakan, di antaranya:
1.      Sistem Pendidikan Indonesia yang berorientasi pada nilai.
2.      Sistem pendidikan ini telah diterapkan sejak sekolah dasar. Disini peserta didik diberi pengajaran kejujuran, tenggang rasa, kedisiplinan, dsb. Nilai ini disampaikan melalui pelajaran Pkn, bahkan nilai ini juga disampaikan di tingkat pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.
3.      Indonesia menganut sistem pendidikan terbuka.
4.      Menurut sistem pendidikan ini, peserta didik di tuntut untuk dapat bersaing dengan teman, berfikir kreatif dan inovatif
5.      Sistem pendidikan beragam.
6.      Di Indonesia terdiri dari beragam suku, bahasa, daerah, budaya, dll. Serta pendidikan Indonesia yang terdiri dari pendidikan formal, non-formal dan informal.
7.      Sistem pendidikan yang efisien dalam pengelolaan waktu.
8.      Di dalam KBM, waktu di atur sedemikian rupa agar peserta didik tidak merasa terbebani dengan materi pelajaran yang disampaikan karena waktunya terlalu singkat atau sebaliknya.
9.      Sistem pendidikan yang disesuaikan dengan perubahan zaman.
10.  Dalam sistem ini, bangsa Indonesia harus menyesuaikan kurikulum dengan keadaan saat ini. Oleh karena itu, kurikulum di Indonesia sering mengalami perubahan / pergantian dari waktu ke waktu, hingga sekarang Indonesia menggunakan kurikulum KTSP.

Masalah-masalah yang di Temukan di Lapangan
1.      Masalah Penduduk
Masalah penduduk merupakan satu masalah pokok yang dihadapi seluruh bangsa indonesia. Masalah ini sangat penting sebab bidang pendidikan dan bidang-bidang lainnya tidak dapat diperkembangkan tanpa memperhatikan masalah kependudukan.
2.      Sumber-sumber Terbatas
Sumber-sumber yang kita perlukan untuk menaikan laju pertambahan biaya pendidikan, pada analisan terakhir tergantung pada tingkat kemakmuran. Kemakmuran tidak hanya dapat dilihat dari indikator pertumbuhan ekonomi saja. Kekurangan sumber dapat dilihat pada kurangnya dana, tenaga dan fasilitas.
3.      Undang-undang Pendidikan Belum Lengkap
Masalah masih belum lengkapnya perundang-undangan pendidikan dan kebudayaan, ini merupakan salah satu sebab utama masih belum lengkap dan belum sempurnanya peraturan-peraturan serta cara-cara kerja, pada hal itu semua sangat perlu untuk menjamin lancarnnya gerak roda pembaharuan pendidikan.
4.      Tingkat Kesejahteraan Tenaga-tenaga Pendidikan dan Kebudayaan
Tingkat kesejahteraan yang masih rendah merupakan hambatan besar bagi pembaharuah pendidikan yang kita cita-citakan. Proses pembaharuan pendidikan tidak cukup dengan meningkatkan kemantapan kemempinan pendidikan, sebab kalau tidak dibarengi dengan peningkatan kesejahteraan petugas-petugas pelaksananya akan lemah seluruh sendi-sendi kepemimpinan dan organisasi pembaharuan.
5.       Perkembangan Ilmu dan Teknologi yang Sangat Pesat
Pengetahuan manusia tentang alam semesta, dunia dan dirinya sendidi telah bertambah banyak sekali. Pertambahan ini kian lama berjalan dengan derap yang kian cepat. Laju pertambahan bahkan dapat kita katakan berlangsung secara geometris. Yang perlu kita pikirkan ialah mengembangkan kemampuan dan sikap obejktif kreatif untuk mengkontruksi pengalaman, dan penerapan prinsip-prinsip pengetahuan yang mereka kuasai. Hal ini banyak dipengaruhi oleh mutu pendidikan : dalam merumuskan tujuan mengajar, dalam cara-cara mengajar, dalam tehnik-tehnik evaluasi yang betul dan relevan dengan tujuan-tujuan mengajar yang diterapkan. Soal penting yang perlu diketahui, ialah kenyataan bahwa dalam penerapan pengetahuan dan teknologi, bidang pendidikan biasanya ketinggalan dari misalnya bidang perniagaan dan pertahanan.
6.      Sistem Komunikasi Lemah
Lemahnya sistem komunikasi, termasuk kurangnya sarana sarana, telah membuat masalah (problem) geografi (luas wilayah indonesia) menjadi masalah yang besar. Besarnya masalah geografi dan komunikasi ini tampak lebih nyata jika dihubungkan dengan masalah adminitrasi pendidikan, misalnya masalah penilaian atau pembinaan.
7.      Sikap Pandangan Negatif
Eratnya hubungan dengan siakp menggantungkan diri dan kurang insiatif ialah sikap yang cenderung menyerahakan sebanyak mungkin tanggung jawab pembiayaan pendidikan pada pemerintah. Pemerintah memang menyadari bahwa disamping keterbatasan sumber-sumber keuangan yang ada pada pemerintah, rakyatpun sebagian besar sangat terbatas kemampuan keuangannya untuk membiayai pendidikan, karena itu pemerintah tidak akan menuntut hal-hal yang terlalu jauh dari kemampuan masyarakat.
8.      Sistem yang Salah
Sistem yang salah, dan kepemimpianan yang belum mantap, keduanya merupakan masalah di dalam pendidikan. Meskipun demikian dalam proses pembaharuan pendidikan dan kebudayan, keduannya menempati kedudukan yang lain dari masalah-masalah pendidikan pada umumnya. Pembaharuan memerlukan prasarana yang baik dan kuat, berupa sistem dan kepemimpinan untuk mensukseskan segala upaya kita. Tetapi justru sistem dan kepemimpinan itu sendiri perlu diperbaiki karen masih salah atau lemah. Itulah sebabnya, dalam pembahasan ini, baik sistem yang salah maupun kepemimpinan yang lemah, disejajarkan dengan faktor-faktor penghambat lainnya.
9.      Kepemimpinan Belum Mantap
Masih tampak belum mantapnya kepemimpinan dari semua komponen penyelenggara pendidikan. Struktur organisasi dan tata kerja masih belum mencapai titik yang memungkinkan suatu mekanisme pembaharuan dan perencanaan, pengembangan, pelaksanaan, pengendalian, pengawasan, dan komunikasi bekerja secara lancar. Peningkatan daya kepemimpinan ini memerlukan pengalaman dan pendidikan yang cukup lama bagi para pelaksananya di semua komponen. Kemantapan kepemimpinan, dalam arti keahlian hubungan manusiawi, kejujuran dan dedikasi, adalah salah satu syarat mutlak bagi berhasilnya semua rencana.
ada beberapa usulan solusi yang sekiranya dapat diterapkan untuk dapat memajukan atau memperbaiki pendidikan di Indonesia :
Pertama, penyesuaian materi keilmuan. Hal ini perlu karena selama ini ilmu kita bersumber dari barat yang sebenarnya tidak sepenuhnya cocok dengan keadaan Indonesia. Pendidikan, ilmu pengetahuan selalu berkaitan dengan budaya, maka dari itu kita perlu untuk menyesuaikan ilmu itu dengan budaya kita sendiri. Sehingga kita tidak menjadi bangsa yang lupa akan budaya kita sendiri.
Kedua, memasukan materi kebangsaan dan sejarah perjuangan bangsa secara berkelanjutan. Hal ini diperlukan agar peserta didik mengerti dan benar – benar insyaf dengan perjuangan para pendahulunya, sehingga mereka menjadi generasi dan tidak lupa sejarah. Juga agar peserta didik mampu memahami kemajemukan dan budaya Indonesia serta menjadi generasi yang berkarakter kebangsaan. Sangat menyedihkan ketika kita mengetahui bahwa ada generasi muda Indonesia yang tidak mengenal pahlawan dan para pendahulunya yang telah memperjuangkan kemerdekaan bangsa ini.
Ketiga, Sisdiknas harus memberi ruang dan mendorong sepenuhnya kegiatan yang membangun kepemimpinan dan karakter peserta didik. Kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan – kegiatan di luar kegiatan akademik dimana kegiatan itu memberi nilai tambah bagi peserta didik dalam hal kepemimpinan dan character building.

Keempat, penguatan pendidikan informal sebagai alternatif penanaman nilai. Pendidikan mempunyai lingkup yang sangat luas. Bahkan pendidikan pertama yang didapat adalah pendidikan informal. Maka dari itu, penguatan pendidikan informal bisa menjadi alternatif solusi untuk dapat mendukung atau mengimbangi pendidikan formal di sekolah maupun di kampus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar