Selasa, 27 Oktober 2015

KAJIAN FILSAFAT

KAJIAN FILSAFAT

A.   Pengertian filsafat
Pengertian filsafat, dalam sejarah perkembangan pemikiran kefilsafatan, antara satu ahli filsafat dan ahli filsafat lainnya selalu berbeda dan hampir sama banyaknya dengan ahli filsafat itu sendiri. Pengertian filsafat dapat ditinjau dari dua segi, yakni secara etimologi dan terminologi.
·      Arti sercara etimoligi
Kata filsafat dalam bahasa arab falsafah yang dalam bahasa inggris dikenal dalam istilah fhilosofhy, adalah berasal dari bahasa yunani fholosophia. Kata fhilosophia terdiri atas kata philain yang berarti cinta (love) dan shophia yang berarti kebijaksanaan (wisdom), sehingga secara etimologi filsafat berarti cinta kebijaksanaan (love of wisdom) dalam arti yang sedalam dalamnya. Seorang filsuf adalah pencinta atau pencari kebijaksanaan kata filsafat pertama kali digunakan oleh phytagoras (582-496 SM). Arti filsafat pada saat itu belum begitu jelas, kemudian pengertian filsafat itu diperjelas seperti hal nya yang banyak dipakai sekarang ini oleh para kaum sophist dan juga oleh Socrates (470-399 SM). (flasio dan yuono, 1985 hlm. 1)
·      Arti terminologi
Arti terminologi maksudnya arti yang dikandung oleh istilah atau statemen “filsafat”. Lantaran batasan filsafat itu banyak, maka sebagai gambaran beberapa batasan.
a)   Plato
Filsafat adalah pengetahuan yang berminat mencapai pengetahuan kebenaran yang asli.
b)  Aristoteles
Filsafat adalah ilmu (pengetahuan) yang meliputi kebenaran yang terkandung didalamnya ilmu ilmu notafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik dan estetika (filsafat keindahan).


c)   Notonagoro
filsafat itu menelaan hal-hal yang menjadi objeknya dari sudut intinya yang mutlak dan yang terdalam, yang tetap dan yang tidak berubah, yang disebut hakikat.
d)  Ir. Poedjawijatna
filsafat adalah ilmu yang berusaha untuk mencari sebab yang sedalam-dalamnya bagi segala sesuatu berdasarkan pikiran belaka. (Lasiyo dan Yuwono,1985, hlm.11)

dengan demikian, filsafat adalah sebuah pertanyaan dan bukan tanda seru atau pernyataan. Dalam keterbukaan ini, filsafat berbeda dari ideologi atau dogma yang bersifat tertutup. Dengan ini jelas bahwa :
1)      Filsafat adalah suatu proses, usaha mencari terus-menerus akan kebenaran dan kebenaran ini tidak bersifat tunggal dan tertentu.
2)      Cinta akan kebijaksanaan memberi arti bahwa kita tidak memiliki kebijaksanaan itu dalam tangan, melainkan kita senantiasa berada dalam proses mencari. Mencari yang terus menerus inilah yang membuat filsafat dimengerti sebagai usaha mencari yang paling dalam, yang paling benar dan yang paling akhir.
3)      Dengan demikian semua orang adalah filsuf, karena setiap orang dapat mengajukan pertanyaan, dan
4)      Kebijaksanaan tidak hanya dimengerti secara teoritis dengan berbagai pemahaman kritis, tetapi juga kebijaksanaan praktis yang harus menyarttu dalam tingkah laku, tindakan, pertimbangan dan pilihan-pilihan kita.

A.    Ciri-ciri berfikir filosofis
1)      Berfikir sampai keakar-akarnya (hakikat terdalam)
2)      Universal: menyangkut pengalaman umum manusia
3)      Konseptual (hasil generalisasi dan abstraksi pengalaman manusia apa itu kebebasan, kebenaran, dan lain-lain)
4)      Koheran dan konsisten (runtut). Koheran berarti sesuai dengan kaidah-kaidah berpikir. Konsisten berarti tidak mengandung kontradiksi.
5)      Sistematik: pandangan-pandangan yang dianalisis harus saling berhubungan secara teratur dan dengan maksud tertentu.
6)      Komprehensif: menyeluruh dan melingkupi totalitas.
7)      Bebas: pemikiran filosofis adalah hasil pemikiran yang bebas, yakni bebas dari prasangka-prasangka social, historis, kultural, dan religius.
8)      Bertanggung jawab: berfikir dan bertanggung jawab atas hasil pemikirannya, paling tidak terhadap hati nurani sendiri.
9)      Semua ciri ini membuat filsafat itu cenderung berbedaa dengan ciri-ciri berfikir ilmu lainnya.

B.     Beberapa gaya berfilsafat
1)      Berfilsafat berkaitan erat dengan sastra: sebuah karya filsafat dipandang memiliki nilai-nilai sastra yang tinggi
2)      Filsafat juga berkaitan dengan masalah social politik ( praksis politik). Berarti sebuah karya filsafat memiliki dimensi-dimensi idiologis yang relefan dengan konsep-konsep Negara. 
3)      Filsafat terkait erat dengan metodelogi.
4)      Berfilsafat berkaitan dengan kegiatan analisi bahasa.
5)      Berfilsafat juga berkaitan dengan menghidupkan kembali pemikiran filsafat dimasa lampau.
6)      Berfilsafat berkaitan dengan etika (tingkah laku).
C.    Cabang-cabang utama filsafat (disiplin-disiplin utama dan umum)
1.      Metafisika
        Ilmu tentang being qua being. Disebut juga dengan nama filsafat pertama (first fhilosofy). Ia berasal dari kata yunani, meta ta physica, yang berarti berada dibelakang benda-benda fisik, yang bergerak dan berubah-ubah.
Peran metafisika dalam ilmu pengetahuan adalah sebagai berikut
a). metafisika mengajarkan cara berfikir yang cermat dalam pengembangan ilmu (tak kenal titik henti).
b). Ia menuntut orisinalitas berfikir yang perlu bagi ilmu. Ia selalu berusaha menemukan hal hal baru yang belum pernah terungkap (kreatifitas dan rasa ingin tahu).
c) ia memberi bahan pertimbangan yang matang bagi bahan ilmu, dngan itu soal-soal yang diajukn memiliki landasan yang kuat.
d) ia membuka peluang adanya perbedaan fisi dalam melihat rehalitas sebab tidak ada kebenaran yang sungguh absolut.
2.      Epistomologi (teori pengetahuan).
Kata ini terdiri dari kata bahasa yunani episteme dan logos yang berarti ilmu atau studi tentang pengetahuan. Istilah-istilah yang setara dengan epistomologi adalah:
a) kriteriologi: berbicara tentang benar tidaknya pengetahuan
b) kritik pengetahuan (pembahasan) kritik tentang pengetahuan
c) gnoseologi (teori tentang pengetahuan)
d) logika material: pembahasan logis dari segi isi sedangkan logika formal dari segi bentuknya.
Soal-soal penting yang dikaji dalam epistemology adalah:
·         Asal-usul pengetahuan
·         Pengalaman dan peran akal dalam pengetahuan
·         Pengetahuan dan kebenaran atau keniscayahan
·         Skeptisisme universal yang mungkin cukup
·         Kodrat kebenaran, pengalaman dan makna
·         Pengetahuan dalam kaitannya dalam pikiran
Ciri-ciri pengetahuan ilmiah antara lain:
·      Berlaku umum: berarti jawaban atas pertanyaan apakah sesuatu itu layak tergantung pada factor- factor subjektif.
·      Mempunyai kedudukan mandiri (otonom)
·      Punya dasar pembenaran: untuk mencapai derajat kepastian yang sebesar-besarnya (apriori dan apostiori)
·      Sistematik harus ada system dala susunan system pengetahuan dan cara-cara memperoleh pengetahuan.
·      Inter subjektif kepastian pengetahuan ilmiah tidak didasarkan pada intuisi-intuisi serta pemahaman-pemahaman secara subjektif , melainkan dijamin sistemnya sendiri.




3.      Aksiologi
Aksiologi (axios yang berarti nilai, sesuatu yang berharga, dan logos) disiplin filsafat yang membahas masalah nilai atau sering di sebut juga teori nilai, kodrat atau kriteria dan status metafisik dari nilai. Aksiologi merupakan suatu bidang filsafat yang sangat tua dan sudah Nampak dalam gagasan plato tentang idea atau forma kebaikan. Soal utama aksiologi berkaitan dengan 4 faktor penting berikut :
1)   Apakah nilai itu berasal dari keinginan, kesenangan, kepentingan, keinginan rasio murni berbagai pengalaman yang mendorong semangat hidup.
2)   Jenis-jenis nilai menyangkut nilai intrinsic, nilai nilai instrumental yang menjadi penyebab.
3)   Kriteria nilai berarti ukuran untuk menguji nilai yang dipengaruhi sekaligus oleh teori psikologi dan logika.
4)   Status metafisik nilai mempersoalkan bagaimana hubungan antara nilai terhadap fakta yang diselidiki mengenai ilmu-ilmu alam. Ditemukan 3 macam jawaban :
·   Subyektivisme. Nilai merupakan suatu yang terikat pada pengalaman manusia.
·   Obyektivisme logis. Melihat bahwa nilai merupakan hakikat yang bebas dari keberadaannya yang diketahui tanpa status eksistensial/tindakan dalam realitas.
·   Obyektivisme metafisik. Menganggap bahwa niali atau norma adalah integral dan obyektif.

Salah satu cabang aksiologi adalah etika ( nilai baik dan buruk). Etika mengandung 3 pengertian, yaitu :
a)   Kata ini bisa digunakan dalam arti atau norma moral yang menjadi pegangan seseorang.
b)   Kumpulan nilai moral atau asas.
c)   Ilmu tentang yang baik atau yang buruk.
Objek material etika adalah tingkah laku atau perbuatan manusia, sedangkan obyek formalnya adalah kebaikan, keburukan atau bermoral tindaknya tingkah laku manusia. Maka perbuatan yang dilakukan tanpa sadar atau tidak dengan kebebasan, tidak dapat dikenai penilaian motal atau tidak moral. Kita mengenal 3 pendekatan dalam etika, yaitu :
·         Etika deskriptif, cara melukiskan tingkah laku moral dalam arti luas.
·         Etika normative, mendasarkan pandangannya atas norma.
·         Metaetika, kajian etika yang ditunjukan pada ungkapan-ungkapan etis, istilah-itilah teknis etika atau juga bahasa-bahasa etis yang dikaji secara logis.

4.      Filsafat Alam dunia (kosmologi)
Kosmologi mempelajari duni alam menurut aspeknya yang paling umum pokok-pokok utama yang di bahas dalam kosmologi adalah materi dan forma, kodrat, gerakan, ruang dan waktu penggerak pertama yang tidak di gerakan dan tidak serupa. Kosmologi dapat di klasifikasi kedalam stidy tentang benda-benda tidak organis atau anorganis, benda mati dan lain-lain. Filsafat alam mencakup Tiga pokok utama yaitu filsafat pengetahuan tentang alam metafisika, tentang alam dan filsafat alam dalam arti yang lebih sempit.
Teori pengetahuan tentang alam meneliti persoalan –persoalan khusus dalam pengetahuan manusia mengenai alam. Study ini mengandaikan pengetahuan-pengetahuan pra ilmiah tentang alam, prinsip-prinsip serta metode-metode dan pengandai-pengandaian pengetahuan ilmiah mengenai alam.
5.      Filsafat manusia
Filsafat manusia berikhtiar membuat refleksi tentang hakikat manusia yang merupakan makhluk dimensi yang majemuk. Karena berbicara tentang manusia dia tidak di pisahkan dari berbagai ilmu social dan kemanisiaan, yang juga berbicara tentang manusia dari berbagai aspek tinjauan sesuai dengan aspek tinjauan sesuai dengan obyek formalnya. Filsafat manusia atau antropologi merupakan nama modern dari psikologi filsafat.



6.      Filsafat ketuhanan
Filsafat ketuhanan merupakan nama yang lebih popular di gunakan dewasa ini ketimbang teologi kodrati atau teologi natural. Dalam disiplin ini di bicarakan mengenai hakikat dan eksistensi allah, bagaimana allah dapat di pahami secara konseptual, sejauh mana manusia dapat mengenlnya dan bagaiman relasi antara allah ini dengan manusia dan seluruh alam semesta dapat di pahami secara akali. Dengan kata lain dalam di siplin ini kita belajar tentang allah sejauh di kenaal oleh akal kodrati manusia.
Fisafat agama berbicara mengenai berbagai hal menyangkut agama dan pengalaman-pengalaman keagamaan manusia pada umumnya.

7.      Sejarah filsafat
Sejarah filsafat dapat di klasifikasi menurut banyak cara dan kriteria , namun tidak ada satupun iti sungguh-sungguh memuaskan. Mungkin yang terbaik adalah pembagian berdasarkan kronologi atau periodisasi sebab ia memperhitungkan subsensi temporar dari fakta akan menjadi ideal apabila filsafat sungguh berkembang secara linear (-) dan perkembangan yang menanjak naik yang memang tidak memilikinya. Lagipula selalu ada jurang-jurang perbedaan zaman di mana suatu system barangkali punya pengaruh terhadap yang lain.

8.      Logika
Logika dimengerti sebagai ilmu menalar atau seni berfikir tepat dan benar. Dalam logika, kita belajar bagaimana mengungkapkan pikiran secara tepat, jelas, singkar, runtut dan teratur.untuk itu kita membutuhkan banyak petunjuk dan persyaratan bagaimana harus berpikir logis dan teratur : bagaimana mengungkapkan fikiran kitasecara tepat dan jelas, dan bagaimana bisa membedakan pemikiran logis dari isi pemikiran kita.

D.    Beberapa Prinsip dalam berfilsafat
Perlu di ketahui bahwa berfilsafat itu berdasarkan daripada pengalaman dasar oleh karena itu harus terarah kepada realitas dan bukan sekedar melamun. Cara berfilsafat yang normal harus bermula dari pengalaman konkret oleh calon filsuf. Oleh plato dan aristotoles, filsafat di mulai dari rasa kagum yang muncul dari soal yang sulit di pecahkan mengemukakan lima prinsip dalam bersifat :
·         Menghalau kecongkangan atau kesombongan intelektual (misalnya, saya sudah tau segala sesuatu).
·         Kesetiaan pada kebenaran : ada keberanian untuk mempertahan kan keberanian.
·         Memahami secara sungguh persoalan filsafat dan berusaha menemukan jawabannya.
·         Latihan intelektual secara tertulis atau lisan untuk bisa memecahkan berbagai permasalahan konkret.
·         Keterbukaan diri : hindari pandangan-pandangan sempit atau berpihak saja pada satu pandangan. 



DAFTAR PUSTAKA

Bakhtiar, amsal.(2004). Filsafat Ilmu, Jakarta: Rajagrafindo Persada
Surajio(2008). Filsafat Ilmu dan Perkembangannya di Indonesia, Jakarta : Bumi Aksara
Kebung, Konrad (2011). Filsafat Ilmu Pengetahuan, Jakarta : Prestasi Pustaka Publisher






Tidak ada komentar:

Posting Komentar